Mohon tunggu...
Lintang Mutiara
Lintang Mutiara Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

penulis

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tradisi Begalan

17 September 2024   12:15 Diperbarui: 17 September 2024   12:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Barang-barang yang dibawa pada saat acara begalan adalah alat-alat dapur yang disebut brenong kepang, antara lain iyan, pedhang wlira, cething, siwur, kukusan, ilir dll. Barang-barang tersebut memiliki simbol atau pesan tersendiri yaitu merupakan alat yang digunakan untuk acara ruwatan atau pada saat pembersihan diri antara lain:

Pikulan memiliki simbol keseimbangan peran antara pria dan wanita dalam kedudukan rumah tangga.

Iyan (tampah berbentuk segi empat) memiliki simbol apabila seseorang sudah masuk dalam suatu pernikahan makan diharapkan harus siap bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Pedhang Wlira memiliki simbol ketika seorang laki-laki berumah tangga harus siap melindungi keluarganya dari segala marabahaya.

Irus memiliki makna seseorang yang berumah tangga harus bisa menjauhkan diri dari godaan pria maupun wanita lain yang akan membuat keretakan dan kebahagiaan

Bagaimana pelaksanaannya?

Setelah pembawa acara mempersilahkan waktu dan tempat, kemudian dimulai dengan iringan musik gamelan dengan gending-gending Banyumasan. Bersamaan dengan iringan musik tersebut datang dua orang penari dimana satu orang penari memikul brenong kepang. Penari yang membawa barang-barang disebut Gunareka dan satu orang penari lainnya disebut Rekaguna yang berperan sebagai Pembegal. Kostum yang digunakan adalah kostum adat Banyumas dengan warna dasar hitam, putih, merah dan biru dengan riasan wajah yang sederhana. 

Dua penari tersebut melakukan dialog-dialog lucu yang tidak lepas dari tata krama dan adat istiadat yang berlaku. Tutur kata yang dipilih pada dialog mereka berisi wejangan-wejangan atau nasehat bagi mempelai berdua dalam menjalani rumah tangga dan kehidupan bermasyarakat selanjutnya. Oleh karena itu adat begalan tersebut merupakan hiburan tersendiri bagi para tamu undangan yang hadir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun