Mohon tunggu...
Lintang Matahari
Lintang Matahari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

JKT 41. JKT 28'15. Mein Traum ist es in Deutschland zu studieren. Meine Webseite - http://sternundsonne.wix.com/lintangmataharihasan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

#2 Fatinistic Hiper Alay 2014 (Stored Story)

30 Januari 2014   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Terimakasih kamu sudah baca tulisan pertama “Fatinistic Hiper Alay 2014 ( Stored Story )”. Dan tanggapanmu dan beberapa pendapatmu terdahulu aku rangkaikan menjadi tulisan kedua dari judul yang sama. Walaupun pemikiranmu tidak sama persis dengan isi tulisan kali ini, kupikir idenya masih mirip. Masih relevan. Dan secara umum kuanggap penting bagi Fatinistic. Ada dua hal menarik dari perspektifmu yaitu tentang c-o-i dan kritik mu. Dan aku tidak menganggapnya sebagai pemikiran anak kecil. Kamu brilliant. Biarlah mereka tahu pendapatmu melalui tulisan ini, yang menurutku jujur dalam penilaian subyektifmu.

Conflict of Interest (C-o-I)

(Kamu bilang ada perbedaan yang harus dipahami oleh fanbase, dan bahwa perhatian fanbase berbeda dari perhatian manajemen. Pertimbangan fanbase berbeda dari pertimbangan manajemen). Dalam konteks spesifik, Fatinistic akan terus menunggu kehadiran Fatin, kehadiran produk lagu-lagunya, kehadiran performanya dan kehadiran prestasinya. Manajemen selalu menunggu prestasi multiplatinum dalam konteks yang berbeda.

Manajemen selalu berpikir dan mempertimbangkan logika perkembangan bisnisnya – “matrek oriented” (bahasa sinismu). Manajemen akan selalu menghitung rasio, profit, dan prospek perkembangan bisnisnya. Sedangkan Fatinistic lebih banyak menggunakan hati. Menggunakan emosi, kedekatan, persamaan persepsi, kekeluargaan dan tenggang rasa.

Konsekuensinya, manajemen akan menganggap Fatin adalah aset yang harus dipelihara ketika dikalkulasi “menguntungkan”. Sedangkan Fatinistic akan selalu menerima apa adanya dari Fatin. Akan mudah memaafkan seandainya Fatin berlaku salah atau khilaf. Pasti akan ada dorongan kedekatan emosional untuk terus mensupport, bahkan ketika Fatin sedang “jatuh”.

(Dan kamu mencontohkan kasus Ariel Peterpan ketika “jatuh”). Manajemen akan mudah “menendang” dengan berbagai cara. Tapi fanbase-nya selalu menunggu – dan sangat mudah memaafkan – ketika Ariel kembali “bangun” dan “memperbaiki kehidupannya”.  Mereka dengan cepat, kembali datang!

Manajemen akan sangat berusaha untuk menaikkan pasar penjualannya. Upayanya selalu dikalkulasi menggunakan analisis variabel pasar (bisnis) dan profit. Sedangkan Fatinistic akan selalu berorientasi sosial kemasyarakatan – social engagement – hubungan emosional, dan hanya akan senang terhadap karya, performa, etika dan aktivitas sosial Fatin dan atau kegiatan bersama Fatinistic yang makin diterima masyarakat luas. Mereka Fatinistic tidak peduli berapa keuntungan yang diperoleh. Tapi mereka akan cukup senang kesejahteraan Fatin menjadi terus lebih baik. Menjadi sangat senang dan terus berharap karya Fatin menjadi “booming mendunia”.

Dalam industri musik, Fatin tidak mungkin berprestasi tanpa manajemen. Oleh karena itu,  Fatin dan Fatinistic perlu memahami hal “c-o-i” tersebut agar bisa mengelola konflik yang mungkin timbul!

Hubungan & Komunikasi Interaktif

(Kamu bilang: “Fatinistic adalah ‘jantung’ popularitas Fatin”)

Fokus untuk semakin dekat dengan Fatinistic adalah sesuatu yang sangat baik dilakukan Fatin.   Bercerita, berinteraksi dan melakukan aktivitas sosial langsung atau melalui media digital yang informal akan lebih efektif untuk semakin menjadikan erat hubungan. Akan menjadikan Fatin berusaha memenuhi apa yang diinginkan mereka dan walaupun tidak semua akan bisa dipenuhinya tapi berusaha memahaminya adalah hal penting.

(Ada kritik kamu yang kupikir hebat: Fatin perlu menyapa dalam konteks yang lebih spesifik – be spesific! Agar semakin jalin kedekatan)

Tidak seperti, (hi….semuanya…), tapi sebaiknya (Hi Bang TD, Bunda Nina, Fatinistic Jakarta, Fatinistic Semarang ….dan sobatku Fatinistic semuanya….)

Begitu juga sapaan di twitter. Menyapa semuanya akan menjadikan sapaan terasa datar. Begitu juga dalam share cerita di facebook – perlu memberikan tribute pada orang perorang atau kelompok, misalnya ini adalah ceritaku untuk para jaduler. Ini ceritaku untuk kecebong. Dan mungkin sesekali  saja untuk semua Fatinistic. Dan….ini juga berlaku ketika share foto atau video atau ketika online di radio digitalnya Fatinistic. Menyebutkan mereka secara spesifik lebih menunjukkan kedekatan Fatin dengan personal atau kelompok dalam fanbase-nya. Apakah mereka akan senang dengan itu? ….menurutku layak dicoba oleh Fatin.

Salam SimFatin #Foyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun