Mohon tunggu...
Lintang Maharani
Lintang Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember , Fakultas Pertanian, Prodi Penyuluhan Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemasaran Sektor Pertanian di Pademi Covid-19

20 Mei 2020   14:44 Diperbarui: 20 Mei 2020   16:11 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Wabah covid  19 atau sering disebut sebagai virus Corona saat ini tidak hanya menjadi persoalan bangsa Indonesia, tetapi sudah menjadi persoalan Global berbagai penjuru negara di dunia. 

Semenjak munculnya wabah covid 19 ini mengakibatkan dampak yang begitu besar dan berpengaruh terhadap berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, pariwisata, perdagangan hingga sektor pertanian yang menjadi kebutuhan dan pendapatan masyarakat. Penyebaran infeksi virus Corona secara global termasuk di Indonesia ini terus mengalami peningkatan hingga menyebabkan jumlah kasus pasien meninggal akibat terjangkit virus Corona juga semakin bertambah. 

Dalam upaya menangani serta memutuskan persebaran virus korona yang semakin bertambah, pemerintah Indonesia mengeluarkan dan menerapkan sistem sosial distancing atau pembatasan sosial di mana masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, menghindari kerumunan di tempat umum, serta mengurangi interaksi dengan orang lain.

Upaya yang ditetapkan pemerintah tersebut tentunya juga mempengaruhi jalannya kegiatan pada berbagai sektor baik perdagangan maupun pertanian yang menjadi kebutuhan dan pendapatan utama bagi masyarakat. 

Di sektor pertanian sendiri, FAO juga telah memperingatkan akan potensi terjadinya krisis pangan Global Selain itu rantai pasokan pangan dunia juga terancam ditengah pemberlakuan pembatasan sosial, karantina wilayah, serta larangan perjalanan. 

Di era Diera pandemi Corona telah pada fluktuasi harga komoditas komoditas pangan, disparitas harga antara produsen atau petani kepada masyarakat konsumen menjadi lebar. 

Pemberlakuan sistem PSBB pada sejumlah wilayah di Indonesia berimplikasi terhadap terhambatnya distribusi dari sentra produksi ke berbagai wilayah yang menjadi di Sentra konsumsi. 

Kondisi TSB ini juga turut berpotensi pada rendahnya daya serap pasar terhadap hasil pertanian, sehingga menyebabkan kerugian bagi pelaku ekonomi maupun petani sendiri. oleh karena itu, di era pademi ini sektor pertanian harus mampu menciptakan efisiensi rantai pemasaran produk pertanian dengan tetap berpihak kepada petani. 

Berbagai upaya yang dilakukan pihak Kementan untuk menanggulangi permasalahan perekonomian pasar pertanian tersebut guna menciptakan efisiensi rantai Pemasaran dengan cara mengoptimalkan serta memperluas pasar Mitra tani dan juga toko Tani yang mencangkup berbagai provinsi di Indonesia. 

Dengan memperluas pasar mitratani yang selama ini menjadi Perhubungan bagi gapoktan untuk menjual produk hasil pertanian mereka secara langsung kepada konsumen sehingga petani juga ikut terbentuk karena produk pertaniannya tetap laku di pasaran meskipun pada era pademi seperti ini. 

Ditambah lagi dengan bantuan teknologi yang semakin canggih di era digital ini, juga dapat menjadi peluang bagi petani maupun pasar untuk menjual produk dagangan mereka dengan hadirnya sejumlah layanan jual beli berbasis online. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menunjang efisiensi pemasaran produk pertanian yaitu dengan bekerja sama dengan start up yang bergerak dibidang rantai pemasaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun