Mohon tunggu...
Lintang Rahmadhani
Lintang Rahmadhani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Generasi Z, Gaya Hidup Minim Sampah Melalui Zero Waste

31 Januari 2023   20:23 Diperbarui: 20 Februari 2023   11:43 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tanggal 21 Februari 2023, setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. Sebagai bentuk pengingat akan peristiwa 18 tahun lalu, ketika itu terjadi longsor gunungan sampah. Dimana sampah menjadi sebab lebih dari 100 nyawa melayang. Peristiwa ini terjadi di Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Tragedi Itu memicu lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional tepat di tanggal insiden itu terjadi. Sampai saat ini, sampah masih menjadi masalah besar bagi Indonesia. Bagaimana tidak, data terakhir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2022, yang menyebutkan volume sampah di Indonesia tercatat timbulan sampah mencapai 16,849,320.58 (ton/tahun). Lalu, sampah yang tidak dikelola ada 22.72% atau sekitar 3,828,601.07 (ton/tahun). Surabaya menduduki peringkat pertama sebagai kota yang menyumbangkan sampah terbanyak di Indonesia, dengan jumlah volume sampah mencapai 9185.93 [m3].

Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang telah memasuki gaya hidup modern. Perubahan inilah yang mendorong manusia untuk terus menerus memerlukan banyak barang. Setiap aktivitas yang beragam pasti membutuhkan barang yang beragam juga. Hal ini  tidak lepas dari penggunan barang berbahan plastik. Lagi-lagi plastik. Ya, penggunaan plastik sekali pakai banyak digunakan oleh masyarakat. Kantong plastik, sterofoam, sendok plastik dan kotak nasi contohnya. Jika bekas dari sampah-sampah tersebut dibiarkan tidak didaur ulang, maka bisa menumpuk bahkan menyebabkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak pada saluran air tanah.

Saat ini, populasi Indonesia didominasi oleh generasi Z. Menurut Badan Pusat Statistik [BPS], jumlah penduduk generasi Z atau kaum Zilenial kelahiran [1997– 2012] sebanyak 74,92 juta jiwa atau 27,94% total dari penduduk Indenesia. Data ini memperkuat bahwa generasi Z ialah penerus bangsa, melalui kepedulian sampah melalui gerakan 5R zero waste. Tumbuh di era digital membuat generasi Z menjadi generasi yang lebih terdidik dan pengtahuan luas. Mulai tingginya kesadaran terhadap lingkungan juga memiliki kemauan untuk merubah kebiasaan dan gaya hidup yang lebih membawa dampak baik terhadap lingkungan. Zero waste bisa diartikan sebagai gaya hidup tanpa sampah. Mengapa memilih gerakan 5R zero waste ? Karena konsep ini  mengajak kita untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk karena sampah. Tujuannya agar sampah tidak selalu berakhir di TPA, sehingga dapat menjadi sumber daya dan melestarikan alam. Tujuan ini berkaitan dengan tujuan dari Sustainable Development Goals yang dilansir oleh Badan Perencanaan Pembangunan untuk mengurangi hingga 50% produksi sampah makanan per kapita pada tahun 2030. Penting sekali bagi generasi Z untuk bisa menerapkan gaya hidup nol sampah yang berkesinambungan untuk gaya hidup berkelanjutan. Gerakkan ini merupakan upaya untuk mewujudkan lingkungan yang minimal gas emisi kaca.

Banyak yang masih beranggapan bahwa konsep ini merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan karena pada dasarnya manusia tidak bisa tidak menghasilkan sampah. Bukan berarti tidak menggunkan sampah sama sekali, tapi mengurangi sampah yang dihasilkan sebanyak-banyaknya terutama sampah rumah tangga.  Memulai 5R zero wast cukup mudah, karena metode ini memiliki konsep sederhana yaitu Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Rot (membusukkan sampah). Sebenarnya gerakan zero waste sudah menjadi tren beberapa tahun belakangan ini. Maurillia adalah seorang wanita yang menjadi pelopor gerakan zero waste di Indonesia.

" Yang melatar belakangi hadirnya zero waste Indonesia adalah keprihatinan dari apa yang terjadi di lingkungan. saat itu aku di Belanda, kemudian menemukan sebuah video di Nusa Penida bahwa ternyata di bawah laut itu isinya sudah bukan yang cantik-cantik. Tapi ternyata isinya banyak banyak sampah sisa konsumsi kita, sampah plastik.'', papar wanita dengan nama panjang Maurillia Shoptianti Imron ini.

Dengan demikian, peran generasi Z dalam menjaga lingkungan tidak dapat diabaikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa permasalahan seperti ini dapat mengancam generasi ini. Ada 2 penerapan sederhana yang diterapkan dalam gaya hidup oleh generasi Z tentang upaya mengurangi sampah makanan, yaitu tidak menyisakan makanan dan makan secukupnya. Penerapan zero waste yang dilakukan generasi Z memiliki dampak yang cukup besar, terlebih jika gerakan ini dapat di terapkan juga di lingkungan masyarakat. Saatnya kita beralih ke gaya hidup go green, salah satunya dengan gaya hidup zero waste yang tak sesulit yang dibayangkan. Ayo generasi Z mulai bergerak peduli sampah demi kehidupan bumi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun