Mohon tunggu...
Muhammad Rizal
Muhammad Rizal Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sauh telah diangkat.. layar terkembang lebar. Peta telah dibaca. Bintangpun terang tergambar di kaki langit Kapten kapal berteriak putar haluan. Maka biarkan angin yg membawa bahtera ini kemana hendak berlayar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Engkau, Ibu.

19 September 2012   06:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:14 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada pangkuanmu segala duka kami ceritakan, dan engkau telah siap menempanya dengan bara api ketulusan dan godam ketabahan menjadi baju zirah pelindung  kerasnya zaman.

Pada kedalaman tatapmu bekas rindu tersemat bersama tawadhu seakhir hayat.

Pada telapakmu surga yang dijanjikan tak lagi kami hiraukan.

Pada air matamu dosa yang terampuni selalu engkau mintakan.

Pada sujudmu engkau ajari kami berwatak laiknya ksatria, tak ada mundur, namun juga tak ngawur

Sampai kami rasa sepenuh isi dunia tak lebih berharga dari usap tangan lembutmu penuh cinta.

Budi yang engkau tanam di ruh kami mengakar hingga dasar, bunga bunga yang tumbuh pada jasadnya perlahan mekar, tentu asamu bunga itu beraroma wangi para auliya.

Maafkan kami bila tak sanggup menggantinya, meski kami tahu tak pernah engkau mengharap balasnya.
(surabaya, 2012)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun