Namun, misi ini tidak berhenti di Sekolah Sungai. Harapan besar dari program ini adalah menjadikan pojok literasi sebagai model yang dapat diterapkan di seluruh kampung di Kecamatan Gunung Anyar Tambak. Dengan menggandeng masyarakat sebagai penggerak utama, program ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak anak-anak dan warga, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara luas. Â
Salah satu langkah penting untuk keberlanjutan program ini adalah pemberdayaan masyarakat. Para mahasiswa berkomitmen untuk melatih warga setempat agar dapat menjalankan pojok literasi secara mandiri. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjadi sekadar inisiatif sesaat, tetapi menjadi gerakan yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Â
Program ini menjadi bukti nyata bagaimana kepedulian terhadap pendidikan dapat mengubah wajah suatu komunitas. Dari tepi sungai yang sederhana, lahirlah semangat literasi yang membakar antusiasme belajar generasi muda. Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara UNTAG Surabaya telah menunjukkan bahwa inovasi dalam pendidikan tidak harus rumit, tetapi harus menyentuh hati dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Â
Dengan semangat kebersamaan dan visi yang jelas, Sekolah Sungai Gunung Anyar Tambak bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga simbol harapan akan masa depan yang lebih baik. Literasi bukan lagi sekadar kata-kata, tetapi telah menjadi gerakan nyata yang menginspirasi dan memberdayakan. Inisiatif ini, dari mahasiswa untuk masyarakat, membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dari tepi sungai, literasi pun lahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H