Mohon tunggu...
Lintang Kejora
Lintang Kejora Mohon Tunggu... -

Menulis membuat pusing, tapi tidak menulis lebih membuat pusing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syair Malam

20 Agustus 2011   17:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 3749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inilah aku apa adanya, bukan ada apanya
Di depanku ada kotak yang menyilaukan
Di dalamnya terdapat banyak curahan dan khayalan
Kebohongan dan kebodohan juga mengisi
Tak ketinggalan senyumanpun ikut berpartisipasi

Di sini aku heran mengapa tikus ini tidak bernyawa
Tuts-tuts yang selalu kutekan inipun tidak bernada
Kutatap dirimu dengan serius
Sambil terus-menerus mengkonsumsi alat penyambung nyawaku

Akhirnya akupun tersadar
Bahwa hanya dengan memejamkan mata ternyata dunia ini bisa menjadi gelap
Meskipun tanpa harus mematikan lampu
Tetapi aku yakin gelap ini tidak ada
Menjadi ada karena ketidakhadiran cahaya

Duhai ibu, kau tertidur sejak tadi
Dan kau menyuruhku untuk tidak tidur terlalu malam
Tidak ibu, aku tidak tidur terlalu malam, karena ini dini hari
Sebagai anak yang berbakti aku akan selalu patuh pada perintahmu

Wahai adikku, dari mana saja kau selarut ini?
Janganlah kau keluyuran karena kau adalah seorang wanita
Sedangkan aku adalah seorang lelaki, jadi biarlah aku saja yang keluyuran

Neng endi? piye to? seket-seket yo, ora popo, ojo ngono ojo ngene, sontoloyo endoke loro mbak yu
Komunikasiku kepada sang penjual yang sangat berjasa
Karena masih dapat memenuhi kebutuhan tololku di malam ini
Maksud hati ingin sok akrab dan sok jawa, tetapi dia malah bingung dan linglung

Aku bertanya pada monitor, “Mengapa kau membuatku terharu di malam ini?”
Pastilah kau bodoh jika mengira dia akan menjawab
Dan akulah yang bodoh karena bertanya pada monitor

Wahai lelah, buatlah mulutku terbuka untuk mengeluarkan uap
Mengapa aku mengantuk, namun tidur adalah takdir
Takdir yang belum kunjung menghampiriku

Apakah hari sebelum kemarin
Jika sehari setelah besok ialah tiga hari sebelum sabtu?
Tidak perlu kau jawab
Lebih baik kita mengejar dan menggapai cita-cita
Cita-cita adalah mimpi
Dan mimpi hanya dapat kita temui pada saat kita sedang tertidur
Zzzzz . . . . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun