Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Mojokerto, kini semakin efisien berkat hadirnya mesin pemotong berbasis mesin motor. Alat ini menjadi bagian dari program kemitraan yang dirancang untuk mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah tersebut. Salah satu penerima manfaat dari inovasi ini adalah Bapak Sulis, pemilik UMKM keripik yang sudah lama beroperasi di Desa Candiwatu.
Produksi keripik diSebelum kehadiran mesin ini, proses pemotongan bahan baku keripik seperti singkong, kentang, dan pisang masih mengandalkan tenaga manual. Metode tradisional tersebut sering kali memakan waktu lama dan menghasilkan potongan yang tidak seragam, sehingga menghambat efisiensi produksi. Selain itu, ketergantungan pada tenaga manusia juga meningkatkan risiko kelelahan pekerja yang dapat memengaruhi kualitas kerja.
Permasalahan ini menarik perhatian mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dari kelompok TTG (Teknologi Tepat Guna) 2 . Melalui program pengabdian masyarakat, mereka turun tangan membantu UMKM di Desa Candiwatu untuk mencari solusi atas kendala tersebut. Dengan mendalami kebutuhan pelaku usaha, para mahasiswa berkontribusi dalam menghadirkan mesin pemotong berbasis motor sebagai alternatif yang lebih modern dan efisien.
Mesin pemotong ini dirancang khusus untuk mempermudah proses produksi keripik. Dengan kemampuan memotong bahan baku secara cepat dan presisi, alat ini mampu meningkatkan produktivitas usaha secara signifikan. Dibandingkan dengan metode manual, penggunaan mesin ini menghemat waktu hingga 75%, memungkinkan pelaku usaha untuk meningkatkan jumlah produksi dalam waktu yang sama. Selain itu, hasil potongan yang seragam membantu meningkatkan kualitas produk akhir.
Hadirnya mesin pemotong berbasis motor ini menjadi langkah penting dalam mendukung perkembangan UMKM di Desa Candiwatu. Program kemitraan ini tidak hanya membantu mengatasi hambatan yang dialami pelaku usaha seperti Bapak Sulis, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara akademisi dan masyarakat dapat memberikan dampak positif. Diharapkan, inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan solusi serupa dalam memberdayakan sektor usaha kecil dan menengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H