Mohon tunggu...
Lintang Herawati
Lintang Herawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammaddiyah A.R Fachruddin

Saya Mahasiswa semester 1 Fakultas Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Cara Menganalisis Tentang Teori Struktualisme?

28 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 28 Oktober 2024   20:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Teori struktualisme merupakan pendekatan teori dalam kajian sastra pada analisis struktur dalam karya sastra. teori ini memandang teks sebagai sistem yang memiliki aturan dan struktur yang bisa dipahami melalui hubungan antarelemen seperti alur, karakter, latar, tema, dan gaya bahasa.Dalam konteks sastra, strukturalisme melihat teks sebagai sebuah sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan membentuk makna keseluruhan.

          Strukturalisme mengasumsikan bahwa makna teks sastra berasal dari relasi internal antar-elemen, bukan dari luar teks (seperti sejarah atau biografi penulis). Dalam analisis struktural, perhatian diberikan pada cara elemen-elemen seperti alur, karakter, latar, dan simbol bekerja sama membentuk makna yang koheren dalam teks.

          Analisis dari novel "Laskar Pelangi" oleh Andrea Hirata, yang termasuk sebagai contoh konkret karya sastra Indonesia.

ALUR: Novel Laskar Pelangi memiliki alur yang maju, dimulai dari pengenalan latar belakang sekolah Muhammadiyah di Pulau Belitung dan murid-muridnya yang terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan karena kurangnya fasilitas. Cerita dimulai saat sekolah Muhammadiyah terancam ditutup karena kurangnya jumlah siswa. Namun, penutupan tersebut dibatalkan karena pada saat-saat terakhir datang satu siswa bernama Harun yang akhirnya melengkapi syarat minimal jumlah siswa yakni sepuluh anak. Mereka hidup dalam komunitas tambang di Belitung, di mana pendidikan hanya tersedia bagi anak-anak pegawai PN Timah yang memiliki pangkat. Fasilitas yang memadai pun hanya bisa diakses oleh orang-orang dengan kelas sosial tertentu. Alur cerita dibangun dari perjuangan individu-individu dalam Laskar Pelangi untuk mengatasi berbagai rintangan yang menghalangi mereka, seperti kemiskinan, penyakit, hingga kurangnya dukungan pemerintah. Klimaks cerita adalah ketika beberapa dari mereka berhasil mencapai prestasi luar biasa meskipun berada di tengah keterbatasan.

KARAKTER : 

  • Ikal: Merupakan tokoh utama protagonis, Tokoh utama dan narator cerita yang menceritakan kisahnya dengan sentuhan emosi dan refleksi pribadi. Ia adalah anak yang penuh impian dan harapan, meski dihadapkan pada situasi yang sulit.
  • Lintang: digambarkan sebagai tokoh yang rajin, siswa yang tak pernah membolos meski jarak antara rumah dengan sekolahnya sangat jauh. Salah satu karakter yang menonjol pada Lintang yakni berkaitan dengan kejeniusannya. Meski memiliki kemampuan di atas rata-rata, Lintang tidaklah sombong. Dia senang membantu teman-teman sekelasnya yang mengalami kesulitan.
  • Mahar: Salah satu karakter yang memiliki kecerdasan salam bidang seni, dari segi fisik Mahar digambarkan sebagai seorang laki-laki yang eksentrik dan berwajah rupawan.
  • Kucai: Karakter yang menjadi ketua kelas, kucai juga memiliki masalah penglihatan yaitu menderita mopia atau rabun jauh
  • Syahdan: Sebagai tokoh yang memiliki pembawaan ceria, bertubuh kecil serta tak mudah putus asa sehingga sering disebut pecundang.

LATAR :  Latar novel ini berada di Pulau Belitung, Indonesia, yang merupakan tempat asal Andrea Hirata sendiri. Latar ini memberikan warna lokal yang kuat dalam cerita, dengan menggambarkan keindahan alam dan kehidupan masyarakatnya.  Sekolah Dasar Muhammadiyah (Hirata, 6 : 2006), bawah Pohon (Hirata, 159 : 2006), dalam Gua (Hirata, 396 : 2006).

KESATUAN STRUKTUR :

Novel ini membentuk struktur yang koheren dengan alur yang penuh harapan dan pencapaian, karakter-karakter yang berkembang dengan baik, serta latar yang memperkuat tema-tema pendidikan, persahabatan, dan perjuangan sosial. Cerita ini bergerak dengan ritme yang stabil, memungkinkan pembaca untuk memahami perjalanan emosional dan intelektual setiap karakter. kita dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting. Salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Yang terakhir adalah kepintaran tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh Lintang, dia anak yang pintar, namun di akhir cerita dia menjadi seorang supir truk. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA: 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun