Mohon tunggu...
Lintang Gumilang
Lintang Gumilang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penikmat senja

Seorang ibu pembelajar yang jatuh cinta pada literasi dan gila membaca. Penulis kelahiran asli kota Malang ini sangat bersyukur bisa menulis dan menerbitkan antologi dengan harapan agar tulisannya bisa bermanfaat bagi semua pembacanya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Content Creator Sebagai Pahlawan Digital Pencegah Hoax

11 November 2021   10:16 Diperbarui: 11 November 2021   10:22 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: dotnextdigital.com)

Sejak wabah pandemi yang melanda negeri ini, mau tidak mau semua lapisan masyarakat harus segera beradaptasi dengan kebiasaan baru. Semua kegiatan yang biasa dilakukan dengan offline dan bertemu banyak orang harus dibatasi setelah muncul kebijakan di rumah saja.

Semua kegiatan mulai dari mencari nafkah, belajar, mengajar, belanja, jalan-jalan, berbisnis dan banyak aktivitas lain harus mulai dilakukan dari dalam rumah. Apakah ini bisa dilakukan? Bisa saja. Maka dari itu, kita semua mulai harus segera beradaptasi dengan kebiasaan baru ini.

Selama pandemi terjadi pergeseran konfigurasi penggunaan internet. Bagaimana tidak? Hampir semua aktivitas seseorang harus dilakukan dari dalam rumah. Akibat Work From Home dan sekolah online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat kebutuhan akan akses internet menjadi meningkat di wilayah perumahan dan pemukiman.

Bahkan penggunaan internet yang tadinya berpusat di perkantoran jadi lebih banyak digunakan di pemukiman dan meningkat sampai 40%. Selain itu penggunaan pada daerah tertinggal juga memiliki peningkatan sebesar 23%.

Dilansir dari kompas.com, kenaikan pengguna tercatat dalam survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang melibatkan 7.000 responden hampir di seluruh wilayah Indonesia. Laporan Survei Internet APJII kuartal II menyebutkan bahwa penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 73,7% atau 196,71 juta pengguna.

Alasan penggunaan tercatat 29,3% responden menggunakan untuk berkomunikasi. Kemudian 24,7% bermedia sosial, 9,7% untuk akses hiburan, 7,6 persen untuk layanan publik, dan 4,8% untuk belanja online. 

Semua kegiatan yang berhubungan dengan internet ini maka tak lepas juga dengan literasi digital. Saat ini memang sedang ramai pembahasan mengenai literasi digital.

Apa itu Literasi Digital?

Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemi (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

Saat ini semua orang harus melek literasi digital. Sudah saatnya setiap orang yang bisa mengakses internet mengambil peran dan partisipasi di era digital. Literasi digital sama pentingnya dengan kemampuan membaca, menulis dan berhitung seperti yang telah kita pelajari dalam disiplin ilmu lainnya.

Peran Content Creator dalam Literasi Digital

Perkembangan teknologi digital kini telah sampai pada era industri 4.0 dan tentu saja telah membawa begitu banyak perubahan yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Era digital membuat manusia memiliki kehidupan baru yang tidak bisa lepas dari perangkat elektronik.

Content creator atau pembuat konten sebelum media digital berkembang banyak dijumpai pada agensi periklanan, koran, maupun majalah. Content creator biasanya bertugas dalam menulis artikel surat kabar dan konten menarik lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun