Mohon tunggu...
Lintang Gantari Kristin P
Lintang Gantari Kristin P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Arkeologi

Punya background sebagai mahasiswa Arkeologi, aku suka jalan-jalan dan riset tipis-tipis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tiba-Tiba Bali, Tiba-Tiba Presentasi

9 Desember 2024   08:43 Diperbarui: 9 Desember 2024   11:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokakarya Hasil Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia, Bali (Sumber: Dokumen Pribadi)

Beberapa bulan yang lalu, aku sempat menulis tentang pengalamanku mengikuti kegiatan Ekskavasi di Sangiran selama sepuluh hari, kan? Nah, hari ini, 8 Desember 2024 hingga esok, 9 Desember 2024, aku menjadi salah satu perwakilan Universitasku untuk mengikuti lokakarya atau acara pemaparan hasil ekskavasiku dan teman-teman di Sangiran bulan Agustus kemarin. Perjalanan singkatku ke Bali bermula dari hari Senin kemarin, aku mendapatkan undangan dari temanku untuk menemaninya mengikuti lokakarya di Bali. Jujur, aku sempat ragu, "apakah perlu aku pergi ke Bali minggu ini?" gumamku ketika membaca pesan temanku. Tetapi, kalau dipikir lebih lanjut, sudah lama sekali sejak aku berkunjung ke Bali untuk yang terakhir kalinya. "Wah, kesempatan bagus nih, kapan lagi ke Bali gratis?" pikirku, jadi segera ku setujui saja ajakan dari temanku. Faktanya, aku sungguh-sungguh melupakan seluruh jadwal UAS-ku dan tenggat proyek-proyek pengganti UAS, sehingga dua hari kemudian aku mulai menyesali keputusanku. 

Walaupun aku menyesal, aku tetap harus pergi ke Bali, persis seperti keputusanku sebelumnya. Hari Kamis tiket pesawat pergi dan pulang kami sudah tersedia. Jujur, aku cukup malas karena flight jadwal pesawat kami dari Yogyakarta menuju Bali cukup pagi. Memang, jika bukan pesawat jadwal tersebut, mungkin kami akan merasa kelelahan ketika mengikuti kegiatan selanjutnya. Ketika sudah mendapat jadwal pesawat, aku segera memesan tiket KA Bandara dari Stasiun Yogyakarta-Yogyakarta International Airport (YIA). Aku dan temanku cukup bingung ingin memesan tiket yang mana. Kejadian aneh bin ajaib terjadi pada kami, ketika memilih jadwal KA Bandara yang cukup mepet dengan waktu keberangkatan kami, qris aplikasi sedang mengalami masalah. Kenapa kejadian tersebut aneh? Karena berkesan sangat pas dengan kerisauan kami memilih jadwal KA Bandara, ternyata kami belum berjodoh dengan tiket tersebut dan memilih tiket lain yang lebih pagi. 

Satu hari sebelum keberangkatan aku menyempatkan menyelesaikan LPJ BSO-ku hingga agak larut malam. Sempat khawatir tidak bisa bangun awal keesokan harinya, tetapi untung saja aku bisa bangun tepat waktu. Perjalanan dari rumahku menuju Stasiun Yogyakarta terasa sangat asing hari itu, cukup sering aku meninggalkan Yogyakarta, tetapi pergiku kalli ini terasa lebih berat. 

Mungkin karena aku khawatir melewatkan beberapa tugas UAS-ku, atau mungkin yang lain. Aku sampai di Stasiun Yogyakarta lebih awal daripada temanku, setelah menunggu beberapa waktu, temanku sampai dan akhirnya kami masuk ke area check-in KA Bandara. "Eh, ini masuknya lewat mana ya? Tiketnya perlu dicetak ngga ya?" Kata temanku dengan agak panik, terlebih lagi saat itu antriannya sangat panjang tetapi tidak bergerak. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu dan melihat yang dilakukan orang lain. 

Singkat cerita, KA Bandara yang hendak kami tumpangi sudah datang, aku dan temanku segera masuk dalam gerbong dan memilih tempat duduk. Di perjalanan, kami membicarakan beberapa hal tentang BSO yang sedang kami ikuti, teman-teman kami yang lain, hingga rencana kegiatan yang akan kami laksanakan esok harinya. 

Rencana awal kami, setiba di bandara, kami mengerjakan laporan dan dokumen presentasi untuk hari Senin,9 Desember 2024. Namun takdir berkata lain, kami harus mengantre check-in sekitar 30 menit lalu melakukan banyak pemeriksaan hingga tiba dekat gate 15 menit sebelum pesawat berangkat. Cukup lelah, itu yang kami rasakan ketika sudah duduk dalam pesawat. 15 menit pertama dalam pesawat, cukup membuatku gugup, pasalnya ini kali pertama aku naik pesawat tanpa keluargaku. Untungnya, proses take off berjalan dengan lancar, meskipun aku agak takut selama pessawat mengudara yang menyebabkan aku sedikit pusing. 

Sesaat setelah kami turun dari pesawat, sudah ada teman-teman dari Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, dan ISI Surakarta yang sudah menunggu kami di dekat tulisan "Bali". Setelah bercengkrama sedikit, kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang di Nasi Ayam Kedewatan Sangtu. Kesan pertamaku, makanannya cukup mahal dan jujur aku punya ekspektasi agak tinggi pada restoran tersebut. Aku memesan Nasi Campur Kedewatan, aku cukup terkejut dengan porsi makanan yang datang, "cukup sedikit" pikirku. Namun, seluruh condiment yang ada dalam satu piring berpadu dengan sangat baik dan seimbang, ada gurih dengan rempah kuat dan hint pedas. 

Nasi Campur Kedewatan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Nasi Campur Kedewatan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah makan, kami berencana untuk membeli oleh-oleh, tetapi ternyata, rencana berubah karena padatnya jalanan Kuta. Kami memutuskan untuk menjemput teman kami lainnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Setelah menjemput teman kami, kami kembali ke hotel untuk check-in dan istirahat sejenak. Setelah sampai di hotel, beberapa teman beristirahat, aku dan temanku yang dari Jogja kelaparan, sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki dan mengunjungi warung makan dekat hotel dengan mengikuti Google Maps. 

Kami sampai di sebuah gang yang sepertinya serupa dengan mini-pecinan dan kami memutuskan untuk makan ayam bakar di Ayam Bakar Wo Ai Ni. Aku cukup khawatir apakah harga dari makanan yang kami makan lebih mahal dari pada nasi campur, ternyata harganya lebih murah dan porsinya jauh lebih banyak. Setelah kami kenyang, kami melanjutkan perjalanan tanpa arah tertentu. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke tempat oleh-oleh terdekat, namanya Erlangga 2: Pusat Oleh-Oleh Bali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun