Mohon tunggu...
LINTANG DIAN CAHYANI
LINTANG DIAN CAHYANI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Merupakan Mahasiswa semester 2, S1 Fakultas Farmasi Prodi Farmasi yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Airlangga Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Euthansia Dalam Perawatan Paliatif: Etika, Praktik, dan Dampak Terhadap Pasien

5 Juni 2024   09:50 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Euthansia perawatan paliatif adalah topik yang kompleks dan kontroversial yang melibatkan pertimbangan etika, hukum, dan morl. Konteks ini merupakan praktik yang melibatkan mengakhiri hidup seseorang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau kondisi medis yang parah dan mengakibatkan penderitaan yang tak tertahankan. Euthansia dalam perawatan paliatif seringkali muncul ketika pasien menghadapi penderitaan yang lujar  biasa akibat penyakitr mereka (Vitasari, 2020). Dalam perawatan paliatif dapat dibagi menjadi dua jenis utama. Eutahnsia aktif adalah tindakan sengaja mengakhiri hidup seseorang, seperti memberikan dosis obat yang fatal.

Di sisi lain, banyak profesional medis dan ahli etika khawatir tentang potensi penyalahgunaan euthansia dan mengabaikan upaya perawatan paliatif yang kuat. Mereka berpendapat bahwa dengan perawatan yang sesuai, sebagian besar penderitaan pasien dapat diatasi tanpa harus menggunakan euthansia. Mereka juga menekankan pentingnya melindungi individu yang rentan dari potensi tekanan eksternal. Euthansia dalam perawatan paliatif, perawat dapat berperan penting dalam menudkung pasien dan keluarga mereka. Mereka dapat memberikan informasi yang obyektif, menawarkan dukungan emosional, dan memastikan bahwa proses euthansia, jika sah, berlangsung dengan rasa hormat dan kepeduliaan. 

Supaya meredakan penderitaan fisik, emosional, sosial, dan spritual pasien, perawatan ini berfokus pada bebebrapa aspek penting. pertama, perawatan paliatif  mengutamakan kualitas hidup pasien yang mencakup upaya meredakan rasa sakit dalam mengurangi gejala lain yang dapat mengganggu kenyamanan pasien. Selain itu, perawatan ini juga memberikan dukungan yang sangat penting bagi pasien dan keluarganya dalam menghadapi penyakit dan perubahan yang terkait dengannya. Kedua, perawatan paliatif dilakukan oleh tim multidisipliner yang terdiri dari berbagai profesional keseehatan, seperti dokter, perawat, pekerja sosial, konselor, ahli agama, dan terapi fisik. 

Membantu mereka mengatasi perasaan seperti kecemasa, depresi, dan kesedihan yang seringkali muncul dalam konteks penyakit serius. Keputusan dalam perawatan paliatif selalu diambil secara bersama - sama dengan pasie, memungkinkan mereka untuk memilih pearawatan yang sesuai dengan keinginan mereka. komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasien, keluarga, dan tim perawatan sangat penting dalam perawatan paliatif. 

Perawatan paliatif, penting untuk mengejar pendekatan holistik yang tidak hanya memperhatikan aspek fisik tetapi juga psikologis, sosial, dan spritual pasien. Kita perlu mengakui bahwa penderitaan pasien mungkin memiliki banyak dimensi, dan dalam beberapa kasus, memungkinkan pilihan terbaik bagi pasien adalah untuk mengakhiri penderitaan mereka secara manusiawi (Patri,2022). Sebelum mempertimbangkan euthansia dalam perawatan paliatif, kita harus merenungkan prinsip - prinsip etika dan nilai - nilai kemanusiaan yang mendasari praktik perawatan kesehatan. 

freepik.com
freepik.com

Perlu diingat bahwa pandangan etika tentang euthansia sangat beragam, dan tidak ada konsesus universal. Setiap individu, profesional kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan harus terlibat dalm diskusi etika yang cermat untuk mencapai pemahaman dan kebijakan yang sesuai dengan nilai - nilai dan keyakinan mereka. Euthanisa adalah topik yang kontorversial dan mendalam dalam dunia perawatan kesehatan. Saat ini, kita akan fokus pada aspek euthansia dalam konteks perawatan paliatif, yang telah menjadi subjek perdebatan yang berkelanjutan dalam etika medis.

Bahwa orang -orang yang rentan atau tidak dapat memutuskan sendiri mungkin menjadi sasaran atau ditekan untuk memilih euthansia. Profesional kesehatan, seperti dokter dan perawat, sering dihadapakan pada dilema etika dalam euthansia. Mereka harus mempertimbangkan sumpah medis, etika profesi, dan nilai - nilai pribadi mereka saat mengambil keputusan tentang apahkah akan mendukung euthansia dalam perawatan pasien.

Jadi, dalam konteks euthansia, pendekatan ini mengukur tindakan berdasarkan apahkah itu mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika euthansia dapat menghentikan penderitaan yang tak tertahankan, maka dari perspektif utilitarianisme, itu dapat dianggap etis. Salah satu argumen yang sering diajukan oleh pendukung euthansia dalam perawatan paliatif adalah mengenai autonomi pasien. mereka berpendapat bahwa pasien yang menderita penyakit tak dapat disembuhlkan memiliki hak untuk memutuskan bagaimana mereka ingin mengakhiri hidup mereka, terutama jika penderitaan mereka tak tertahankan. dalam pandangan ini, euthansia adalah bentuk kebebasan individu untuk mengontrol nasib mereka sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun