Mohon tunggu...
Lintang Andiana Puteri
Lintang Andiana Puteri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Gusdur Pekalongan

Purwo, madyo lan duksino.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gus Dur dan Pluralisme

26 Desember 2021   11:09 Diperbarui: 26 Desember 2021   11:32 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: indonesia.go.id

Greg Barton dalam bukunya Biografi Gus Dur : The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid. Buku tersebut menggambarkan KH Abdurrahman Wahid dengan kata-kata singkat, kompleks dan nyleneh. Cenderung sulit di pahami dan tergantung dari sudut apa melihat serta memahaminya. Gus Dur adalah sosok yang sangat misterius, tak terduga dan weruh sak durunge winarah (bisa mengerti sebelum kejadian). Namun, bagi orang yang tidak sepaham dengan Gus Dur maka mengartikan bahwa Gus Dur merupakan sosok yang suka memotong jalan orang, mengobrak-abrik kemapanan, ngawur dan oportunis.

Bahkan ketika memperjuangkan prinsip kemnusiaan Gus Dur sebagai manusia memiliki kenekadan luar biasa. Beliau mendorong terjaminnnya hak bicara, hak pollitik dan kebebasan berekpresi dan perdamaian antar umat manusia. Bagi Gus Dur perbedaan etnik, bangsa, warna kulit, bahasa, profesi, hobi bahkan agama dan keyakinan merupakan suatu keniscayaan yang perlu di hormati dan di hargai dalam pergaulan antar manusia. Perbedaan merupakan anugrah kodrati yang mesti di syukuri dan di pahami sebagai pluralisme sosial atas kemanusiaan.

Pluralisme bagi Gus Dur bukan berarti generalisasi kebenaran terhadap tiap keyakinan, melainkan paham yang mengajarkan kesadaran bahwa di  luar keyakinan diri, ada keyakinan lainnya. Pluralisme mengajarkan kesadaran kepada manusia beragama terutama Islam akan adanya kemajemukan dalam kelompok umat manusia. Lebih dari itu, pembelaan Gus Dur terhadap seseorang atau suatu kelompok, bukan semata karena mereka berbeda tapi karena sedang mengalami ketidakadilan.

Bagi waga NU (nahdliyyin), sosok Gus Dur adalah simbol Pamomong, yakni, figur yang memiliki watak mengayomi, membimbing serta memperteguh kasih sayang atas sesama, tanpa membeda-bedakan. Keunikan dan kelebihan Gus Dur, sehingga beliau dipercaya oleh Rakyat Indonesia untuk menduduki kursi RI-1 adalah karena beliau mampu dan cerdas memadukan nilai-nilai kepesantrenan, kebangsaaan dan kemanusiaan. Bukan hanya dalam dirinya, melainkan juga dalam kenegarawanannya.      

Salah satu  jasa terpenting Al Maghfurlah Gus Dur adalah hingga saat ini telah banyak melahirkan santri-santri Muda NU yang progresif atau sekarang telah menjadi santri ideologi Gus Dur. Gus Dur muda kala itu sepulang dari Universitas Al Azhar Mesir dan Baghdad Iraq, memainkan peran yang signifikan sebagai payung sosial dan politik, budaya bagi generasi muda NU. Untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran kritis progresif dalam tradisi intelektualisme NU terutama di pesantren, baik yang berkaitan dengan teologi, tasawuf, fiqh maupun doktrin  Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja).  

Hingga hari ini, detik ini, semangat (ghirah) pluralisme dan multikulturisme KH. Abdurrahman Wahid masih relevan dan harus kita terjemahkan dalam konteks ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, pendidikan di Indonesia bahkan Dunia Internasional. Aneka ragam latar belakang budaya, agama, bahasa tidaklah menghambat saluran komunikasi dan persaudaraan kita dibumi Nusantara Indonesia. 

Untuk terwujudnya proses demokratisasi yang sehat di Indonesia, Gus Dur kukuh pada kemerdekaan seseorang untuk menentukan pilihan terhadap pendiriannya sebagai warga negara yang sadar, sekaligus untuk menghormati segala perbedaan, mengingat perbedaan merupakan rahmat  dalam kehidupan manusia Indonesia. Dalam Islam, prinsip ini menjadi bagian dari realisasi semangat rahmatan  lil’alamin (menebar kasih sayang bagi semua).

Di tulis oleh Lintang Andiana Puteri ( PAI H )

IAIN PEKALONGAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun