Politiktoday.com, sebuahmedia pemberitaan online, baru-baru ini melaporkan tentang tingkat kepuasanpublik atas para menteri. Tetapi para menteri dimaksud secara spesifik yangberasal dari partai utama pendukung pemerintah yakni Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan (PDIP).
“Dari sekian banyak menteriasal Parpol yang berada di kabinet kerja”, tulis politiktoday.com, “PDIPerjuangan menjadi partai terbanyak mendapatkan jatah kursi menteri. Sebut sajaPuan Maharani, Tjahjo Kumolo, Pramono Anung, Yasona Laoly dan Anak AgungGede Ngurah Puspayoga”.
Laporan itu berlanjut denganmengatakan bahwa dari kelima anggota menteri yang berasal dari PDIP itu, publikmemberi penilaian bahwa tidak satuorangpun yang dinilai masuk kategori terbaik. “Hasil tersebut didapat daririlis Indo Barometer yang melakukan survei pada tanggal 4-14 Maret 2017. Sampelyang diambil dari 34 provinsi dengan jumlah responden mencapai 1200 orang, danmargin of error nya 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen”.
Tetapi jika dilihat darikelima menteri itu, Puan Maharani mendapatkan penilaian paling tinggi mengenaitingkat kepuasan publik. 4,3 persen, demikianlah angka yang melukiskanraihannya.
Apa yang bisa dibaca darirendahnya menteri-menteri PDIP dan mengapa Puan Maharani tertinggi?
Pertama, PDIPadalah partai politik pengusung utama pemerintahan. Sebagai pengusungpemerintahan, tentu memang sangat besar tantangannya. Saat pemerintahan memperolehbanyak kritik, partai pengusung tidak lepas dari kritik itu. PDIP seringkalidisorot sebagai partai yang secara utama bertanggung jawab. Ini bukansemata-mata persoalan prestasi yang sungguh-sungguh menurun secara obyektifmelainkan posisi mereka memang diserang secara politik demi menggerus teruscitranya hingga ke titik rendah. Partai koalisi pemerintah dan secara khususpengusung utama pasti memiliki resiko itu.
Kedua, resiko diatas bukan semata melanda partai politik. Menteri-menteri yang berasal daripartai utama pengusung pemerintah juga mendapat sorotan dari publik. Pandangan merekayang secara negatif dialamatkan kepada partainya juga pada akhirnya membawakerugian pada kader-kadernya yang duduk di kementerian. Ingat, ini bukansekedar apakah prestasi mereka benar-benar turun drastis, tetapi efek sampingdari politik penggerusan atas parpol koalisi dan utamanya pengusung pemerintah yangterjadi secara terus-menerus. Sekali lagi kepentingannya adalah menyingkirkanpartai politik ini dari kebanggaan dan harapan publik.
Tetapi Puan Maharani memilikiangka yang cukup tinggi: 4,3 persen. Yang perlu ditekankan di sini PuanMaharani memperoleh angka ini dengan penuh kegigihan. Pada saat Tjahjo Kumolodan Yasona memperoleh masing-masing 1,6 dan 0,9 persen dan Pramono dan AnakAgung tidak cukup dikenal publik, gapangka 4,3 persen menunjukkan satu raihan yang luar biasa. Puan harus berjuangmenunjukkan kemampuannya di tengah sorotan politis yang mendegradasi ataspartai berlambang ‘banteng’ itu.
Jika ada yang – sekali laginyinyir mempertanyakan angka ini: mengapa Puan Maharani mendapat penilaianpublik yang tinggi? Dia bekerja sebagai menteri dan berprestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H