Diantara nama-nama lain di tubuh PDIP yang begitu kuat dalam isu yang berkembang menjadi pengganti Megawati Soekarno Putri tak lain adalah Puan Maharani, anaknya sendiri.
Alasan-alasan yang tidak benar yang mungkin masih dipegang oleh sebagian orang adalah disebabkan Puan Maharani adalah anak kesayangan ibu Megawati Soekarno Putri. Pendapat ini hingga sampai saat ini masih tetap dipegang oleh sebagian orang. Apa yang mereka lakukan adalah mengaburkan antara fakta dan citra. Sejauh ini bila nama Puan Maharani naik, orang-orang akan melihatnya sebagai sekedar pencitraan bukan menempatkan terlebih sebagai sebuah fakta dan baru memikirkannya.
Sebaliknya jika nama Puan Maharani dihubungkan dengan tren yang buruk, kinerja yang masih perlu ditingkatkan, ramai-ramai orang segera menjatuhkan penilaian bahwa memang demikianlah keadaannya. Rasanya penjatuhan penilaian seperti ini tidak adil. Setidaksuka-tidaksukanya kita pada sosok tertentu tidak boleh menempatkan kita dalam posisi penilaian yang begitu kental aroma subjektifitasnya, kecuali kita ingin pendapat kita sekedar jadi ‘riuh’ kosong yang tidak punya makna.
Puan Maharani memiliki prestasi. Itu adalah fakta. Bahwa dia juga memiliki kelemahan yang perlu dibenahi adalah fakta lain. Puan Maharani menempati Menko dan dia bekerja sebaik-baiknya adalah fakta. Bahwa ia memiliki beberapa catatan yang perlu diperbaiki adalah fakta lain. Setiap orang dalam posisi jabatan tertentu selalu memiliki catatan kelebihan dan kekurangan. Mari tempatkan ini dalam posisi yang proporsional.
Sejauh ini, jika kita memperhatikan sepak terjang Puan Maharani semakin menunjukkan kiprah yang baik. Kesungguhannya bekerja sebagai Menko makin terlihat. Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan Puan Maharani yang tak canggung berjabatan dengan rakyat, tersenyum bersama mereka, berfoto selfie dengan anak-anak, dan turut serta membagi-bagikan bantuan kepada rakyat yang membutuhkan.
Nama Puan Maharani menghiasi halaman-halaman media perihal kesungguhannya dalam bekerja. Sekali waktu, kita mendapati laporan sebuah media bahwa Puan yang sedang dalam kunjungan kerja akhirnya menunda kepulangannya ke Jakarta setelah mendapat informasi bahwa di tempat lain telah terjadi kebanjiran atau bencana alam lainnya. Kemanusiaannya segera membawanya untuk keputusan mendatangi mereka – orang-orang yang membutuhkan bantuan. Banyak momen-momen Puan Maharani dengan rakyat kecil.
Di lain waktu, Puan Maharani juga begitu diterima oleh kalangan elit, orang-orang penting. Sebagai trah Soekarno dan yang melanjutkan pengabdiannya kepada negara membuat ia tak lepas dari sorotan. Raja Salman beberapa minggu lalu yang berkunjung ke Indonesia, selepas turun dari pesawat dan disambut oleh presiden dan pejabat negara lainnya, langsung menanyakan cucu Soekarno. Saat Puan muncul, sang Raja lalu berjabatan dan berbicara lebih lama. Dan selepas itu juga, Raja Salman kembali menemui cucu Soekarno itu.
Sinyal-sinyal itu menandakan isyarat penting bahwa selama ini Puan Maharani telah menunjukkan progresifitas yang kian mantap. Puan Maharani tidak terganggu dengan ragam isu yang mendiskreditkannya. Baginya bekerja dengan sungguh-sungguh jauh lebih penting daripada menanggapi berbagai isu yang mendiskreditkanna. Majulah Puan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H