Mohon tunggu...
Linta Krida10
Linta Krida10 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa TKDN/pertukaran mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori sosial intelligens dari Daniel Goleman

18 Januari 2025   10:48 Diperbarui: 18 Januari 2025   10:48 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Sosial Intelligens dari Daniel Goleman

Teori sosial inteligens, yang dikembangkan oleh psikolog Amerika Daniel Goleman, merupakan salah satu konsep penting dalam studi kepribadian dan interaksi manusia. Dalam bukunya "Social Intelligence" tahun 2006, Goleman menjelaskan bahwa sosial inteligens bukan hanya tentang memiliki IQ tinggi, tapi lebih tentang kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan empatik. Artikel ini akan membahas detail teori sosial inteligens dari Goleman dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengantar Teori Sosial Intelligens

Sebelum membahas teori sosial inteligens, perlu dipahami apa yang dimaksud dengan intelijen sosial. Secara umum, intelijen sosial merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola interaksi sosial. Namun, Goleman memberikan definisi yang lebih spesifik: "Intelijen sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola interaksi sosial." Dia menekankan bahwa intelijen sosial bukanlah sebuah atribut statis, melainkan dapat diasah dan ditingkatkan melalui latihan dan pengalaman.

Komponen-Komponen Sosial Intelligens

Goleman mengidentifikasi beberapa komponen utama yang membentuk intelijen sosial. Pertama, "empathi", yaitu kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Empathi adalah fondamen dari intelijen sosial karena tanpanya, interaksi manusia tidak akan harmonis dan dapat berakhir dengan perilaku egois. Kedua, "kemampuan berkomunikasi", yaitu kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Komunikasi yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami dan dinikmati oleh orang lain. Ketiga, "pemahaman diri sendiri", yaitu kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi sendiri. Tanpa pemahaman diri sendiri yang baik, seseorang tidak akan mampu mengelola interaksi sosial dengan efektif.

Implikasi dalam Kepriban Sehari-Hari

Implikasi teori sosial inteligens dari Goleman sangat luas dan dapat diamati dalam berbagai aspek kepriban sehari-hari. Di tempat kerja, contohnya, intelijen sosial sangat penting bagi para pemimpin. Para pemimpin yang memiliki intelijen sosial tinggi dapat membangun tim yang produktif dan harmonis. Mereka mampu memahami kebutuhan dan keinginan anggotanya serta mengelolanya dengan efektif. Hal ini tercermin dalam penelitian yang menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang cerdas secara sosial memiliki hubungan yang lebih baik dengan pejabat-pejabat senior maupun bawahan mereka, serta prestasi organisasi yang lebih baik.

Di rumah tangga pula, intelijen sosial sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat. Pasangan yang memiliki intelijen sosial tinggi dapat memahami kebutuhan pasangannya dan mengelolanya dengan empati. Mereka mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif, sehingga konflik dapat diminimalisir. Selain itu, mereka juga mampu mengelola emosi sendiri dan pasangan mereka, sehingga suasana rumah tangga tetap harmonis.

Aktivitas untuk Meningkatkan Sosial Intelligens

Meskipun intelijen sosial dapat diasah dan ditingkatkan melalui latihan dan pengalaman, namun masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya aktivitas ini. Untuk meningkatkan intelijen sosial, Goleman merekomendasikan beberapa aktivitas seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun