3. Tahap III (usia 3-6 tahun): inisiatif vs rasa bersalahÂ
  Dalam tahap ke 3 anak-anak akan merasa semakin fokus untuk melakukan sesuatu dan menetapkan tujuannya berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Tahap ini berlangsung ketika anak-anak berusia 3 sampai 6 tahun dan terjadi melalui interaksi sosial. Apabila anak mendapatkan kesempatan untuk bermain dan beraktivitas dengan orang lain, ia akan mengembangkan rasa inisiatif, mampu memimpin orang lain, percaya diri, serta mampu membuat keputusan sendiri. Di sisi lain, jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, maka anak akan cenderung mengembangkan rasa bersalah dan ragu dengan kemampuannya sendiri.Â
4. Tahap IV (usia 7-11 tahun): Industri (kompetensi) vs inferioritas
  Melalui tahap ini anak-anak akan mulai mempelajari keterampilan khusus di sekolah, mereka cenderung semakin sadar dengan kehadiran dirinya sendiri sebagai individu dan mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Jika mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sendiri anak akan merasa percaya diri dan bangga dengan pencapaiannya (kompeten). Namun anak mungkin akan merasa rendah diri (inferior) apabila dirinya sering dibatasi oleh orang tua atau gurunya untuk mengembangkan kemampuan sendiri.
5. Tahap V (usia 12-18 tahun): identitas vs kebingungan peranÂ
  Memasuki usia remaja, seorang anak mulai mencari identitas dan jati dirinya sendiri karena itu, pada umumnya akan mencoba berbagai persona yang berbeda guna mengetahui jati dirinya. Jika berhasil melalui tahap jati diri ini, seseorang akan mampu untuk mempertahankan identitas dirinya. Di satu sisi, jika gagal menemukan jati dirinya pada tahap ini, seseorang kemungkinan akan mengalami krisis identitas di kemudian hari.Â
6. Tahap VI (usia 19-29 tahun): keintiman vs isolasi
  Pada tahap perkembangan psikososial yang ke 6, konflik akan berfokus pada hubungan intim dalam membentuk komitmen jangka panjang dengan seseorang kecuali keluarga. Individu yang berhasil melalui tahap ini cenderung memiliki hubungan yang langgeng dan bahagia. Namun jika tidak berhasil mereka mungkin akan merasa kesepian, terisolasi hingga memicu depresi.
7. Tahap VII (usia 30-64 tahun): generativitas vs stagnasiÂ
  Tahap ini akan berfokus pada kontribusi seseorang untuk masyarakat dan generasi penerus, individu yang sukses pada tahap ini akan merasa dirinya berguna karena sudah berkontribusi pada masa depan masyarakat. Sebaliknya jika tidak berhasil, mereka akan merasa stagnan dan tidak produktif.
8. Tahap VIII (usia 65 tahun ke atas): integritas ego vs keputusasaanÂ