Masa Lalu
By Lino Putra Neparasi
Kupandang hamparan sawah
semilir angin memalingkan nostalgia
gerimis menambah kenangan
padi - padi menguning melukis angan yang terombang ambing
gelap pekat menyelimuti ketika senja membayang
pelukku hangatkan suasana
seuntai kata borbardirkan rasa
tengelam ku didalam lautan batas kasih
aku belum mengerti mengapa hujan tak mau reda
akar akar padi mulai membusuk
serpihan - serpihan gelisah mulai tampak
lidah bersungut sungut menapaki nasib
gelombang pasang bergema memangil kehampaan
goresan goresan ilalang menoreh luka
ah parsetan dengan waktu
angin hantamkan debu
tutupi luka yang menganga
keegoisan bermula dari harga diri
taburan benih benih luka kian menjadi
kepedihan rasa tak berakhir
dendam kusumat mulai terdengar
tertutup pintu kasih
meskipun dentingan sang waktu terus berjalan
namun terkadang sebaris doa terucap
ketika kesakitan menemaniku
namamu ku sebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H