AKU Dan Kerinduan
By Lino Neparasi
Tanjung di ujung mata
gelisah mengusik ego
raga berserah tapi tak pasrah
karang mulai terkikis pukulan ombak
untaian kata tak dapat terangkai indah
goresan tinta tak mampu lukiskan semua
ada apa Gerangan?
Fajar Menyingsing Nelayan pulang dengan senyuman
Dekapanku masih hampa dimana kehangatan itu?
Mungkinkah tersamar penyamun?
ataukah penangkis batu yang terkikis?
Kulihat Pohon Lontar dengan tuaknya yang manis
kuingat wangi cendana yang dulu pernah menyatu
ku coba lafalkan suara amarah angin
ku tau cendana merindukanku
perlahan menyapu bau badan yang menyengat
menembus ke titik tak berkutik
lambaian tangan terlihat jelas
dendam terpendam padam
muara kasih menganga
berpacu dalam asmara dan nestapa
aku kokoh bagai karang
namun terkadang rapuh bagai debu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H