Mohon tunggu...
Lino Neparasi
Lino Neparasi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kemauan yang keras untuk merubah nasib diimbangi dengan kerja keras dan doa maka semuanya akan berhasil

Selanjutnya

Tutup

Puisi

AKU Dan Kerinduan

18 Maret 2015   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

AKU Dan Kerinduan
By Lino Neparasi

Tanjung di ujung mata
gelisah mengusik ego
raga berserah tapi tak pasrah
karang mulai terkikis pukulan ombak
untaian kata tak dapat terangkai indah
goresan tinta tak mampu lukiskan semua
ada apa Gerangan?
Fajar Menyingsing Nelayan pulang dengan senyuman
Dekapanku masih hampa dimana kehangatan itu?
Mungkinkah tersamar penyamun?
ataukah penangkis batu yang terkikis?

Kulihat Pohon Lontar dengan tuaknya yang manis
kuingat wangi cendana yang dulu pernah menyatu
ku coba lafalkan suara amarah angin
ku tau cendana merindukanku
perlahan menyapu bau badan yang menyengat
menembus ke titik tak berkutik
lambaian tangan terlihat jelas
dendam terpendam padam
muara kasih menganga
berpacu dalam asmara dan nestapa
aku kokoh bagai karang
namun terkadang rapuh bagai debu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun