Mohon tunggu...
Linna Wijayanti
Linna Wijayanti Mohon Tunggu... pelajar -

kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda kebohongan adalah kejujuran yang tertunda

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terasing!

6 Desember 2016   09:43 Diperbarui: 6 Desember 2016   09:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disini hanya aku sendiri. Sendiri tanpa ada yang mengerti perasaanku saat ini. Tak ada yang bisa kulakukan selain tinggal disini. Tersiksa dengan rasa tertekan dan tidak nyaman. Terpaksa aku harus menerima semua ini. Perlahan sinar bulan mulai menyinari bumi yang gelap ini. Kupandangi sambil mencoba ikhlaskan semua ini. 

Kulapangkan dada, jernihkan hati dan pikiran. Hari demi hari kupaksa menikmati disini dengan keterpaksaan yang tidak sejalan dengan hati dan pikiranku. Terpaksa!Terpaksa!Terpaksa!. hanya kata” itu yang dapat aku ucapkan. Selain itu bertemu dengan orang-orang yang tidak pernah aku lihat dan tidak pernah aku kenal sama sekali, mereka benar-benar asing diotakku. Aku canggung, aku bingung, aku tidak tahan lagi!. Aku juga tidak memiliki kemampuan yang buatku percaya diri. 

Aku termenung sesaat,. Merasakan terpaksa, tertekan, bertemu orang-orang yang tidak kukenal sama sekali, merasa minder sama mereka, dengan tidak memiliki kemampuan yang setara dengan mereka. Bahkan jika diibaratkan angka aku jauh tertinggal, 1 – 10. Setiap perkataan, perbuatan, tingkah laku, kebiasaan selalu diperhatikan, selalu kritik dan selalu diawasi. Bagaimana dengan semua ini. Diomongkan disana disini dan tak tau lagi harus kemana?. Posisi berada di perasaan tertekan, terpaksa, diawasi, diperhatikan, tak bisa bergerak,!!

Tidak ada yang memberi kritikan maupun saran, semua berjalan dengan sendirinya tanpa kusadari bahwa aku memang benar-benar terasingkan disini. Dengan tidak memiliki kemampuan yang setara dengan mereka bahkan tertinggal jauh, dan dengan diberi dorongan dengan perasaanku yang merasa tertekan, terpaksa dan tidak nyaman berada disini, membuatku semakin memikirkan semua ini. Stres merasakan dan memikirkan kehisupan ini. Mulai lelah aku dengan semua ini.

Pasa suatu ketika aku berada direrumuman orang-orang yang memiliki kemampuan yang hebat, aku hanya bisa diam dan berkecil hari, dan terlintas dibenakku aku tidak pantas berada disini, aku tidak layak tidak pantas berada diremumam itu. Sungguh aku terasing dan yang paling berda disitu. Aku mulai tidak nyaman pada posisi tersebut. Diwaktu itu juga aku ditunjuk. Dan sontak aku kaget dan berdebar jantungku ?? dipikiranku  “ bagaimana ini? Apa aku bisa? Nanti aku dipermalukan.

Aku bisa ? bisa” akhirnya aku memberanikna diri untuk menerima tantangan. Dan aku menekan diri untuk Bisa,Bisa,Bisa,Bisa dan akhirnya aku gagal. Dipermalukan dan ditertawakan. Hmm… aku mengambil sikap diam dan memasang muka datar. Setelah itu aku benci akn diriku. Kenapa aku begitu tidak berguna disini. Sudah menyusahkan, tidak memliki kemampuan apa-apa, sebagai korban untuk dipermalukan, dan yang paling tidak bisa apa-apa! Aku benar-benar terasing! 

Muak aku dengan semua ini. Marah dalam benakku dan dendam sama mereka yang meremahkanku. Akhirnya aku ingin menyetarakan kemampuanku dengan mereka, dengan segala yang aku punya aku pelajari aku pahami dan aku ingat-ingat didalam otakku.  Aku bersikeras untuk membuat diriku setara dengan mereka yang meremehkanku.

Hari berhari  aku belajar itu, itu dan itu. Dan akhirnya aku sedikit menguasai itu. Dan saat yang sama kembali terulang aku juga ditunjuk lagi. Dan aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Kembali ditertawakan di permalukan didepan orang banyak. Huft… marah dan tak kuat lagi aku. Sampai kapan aku begini terus dipermalukan, di tertawakan. Sungguh benar-benar terasing diriku disini. dipikiranku, Bertahan!bertahan!bertahan. aku mencoba bertahan diposisi terrpojok disini. dikemudian hari aku di acuhkan disini. aku tanya ini tanya itu semua nya tidak dihiraukan. Aku hanya bisa memendam amarah pada semuanya. 

Banyak sekali cobaan disini. apa aku sedang diuji atau memang ini takdirku. Sebulan setahun dua tahun tetap disini. dengan rasa diacuhkan, ditertawakan, dipermalukan depan umum, dan di benci beberapa orang disini. sungguh terasing dihidupku berada disini.lama kelamaan aku kuat aku strongdengan semua ini. Diriku sangat berbeda dari yang dulu. Yang dulu aku ketwaw tetap tersenyum setiap saat, aku menjadi diam, dana tidak bisa tersenyum seperti dulu. 

Dan akhirnya aku dapat keluar dari tempat yang membuatku tertekan dan tersiksa. Dan setelah keluar dari situ, membuat aku jarang bisa tersenyum dan menjadi pribadi yang pendiam bahkan cuek pada semua orang. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan maupun sifat dari diri kita, apabila itu baik teruskan lah dan apaila itu tidak baik maka jauhkanlah dari dirimu dan bila kamu terjebak mencobalah bertahan dengan keadaan seperrti itu, dan jangan sampai merubah sifat atau kebiasaan mu sama seperti keburukan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun