Mohon tunggu...
Linna Wijayanti
Linna Wijayanti Mohon Tunggu... pelajar -

kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda kebohongan adalah kejujuran yang tertunda

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hidup Itu [Part 2]

16 Mei 2016   09:00 Diperbarui: 16 Mei 2016   09:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok.www.indosehatnews.com)

Cerita selanjutnya, si ibu pun kembali ke kota untuk bekerja. Dan si anak itu pun kembali seperti biasanya. Bangun pagi, berangkat sekolah, pulang mengerjakan PR, bermain dan kembali tidur lagi. Pada suatu hari setelah pulang sekolah si anak ingin bermain dengan teman-temannya. Dan teman”nya pun laki” semua tidak ada yang perempuan. Dan si anak ini menghampiri mereka yang sedang bermain sepak bola, si anak ingin  bergabung dan salah satu laki” berkata “ kamu tidak cocok main sama kita, pergi sana “ dan si anak itupun langsung lari pulang kerumah dan langsung menuju ke neneknya dan menangis. Neneknya pun hanya tersenyum dan menyuruh si anak itu untuk tidur siang. Si anak pun pergi ke kamar untuk tidur siang, tetapi dia tidak bisa tidur kalau tidak ada neneknya. Jadi neneknya meninggalkan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan menemani si anak tersebut untuk tidur.

Pada keesokan harinya si anak ini kembali menghampiri mereka yang sedang bermain sepak bola hanya sekedar ingin bergabung untuk bermain bersama. Tak disangka teman”nya pun memperbolehkan si anak perempuan ini untuk ikut bergabung bermain bersama mereka. Si anak ini bermain dengan posisinya sebagai penjaga gawang. Mereka pun bermain dengan gembira. Ada salah satu teman laki” nya berkata ke temannya bahwa mereka ingin memebuli anak tersebut dengan menendang bola sekeras”nya ke anak itu, dan ya, itu yang terjadi si anak terkena sepakan yang keras dari teman” nya. Lalu si anak itupun jongkok sambil memegang badan yang terkena bola itu. Dan temannya berkata “ masak gitu aja sakit, cemen lu “ . mendengar kata” tersebut si anak ini langsung berdiri dan menahan rasa sakit dan melanjutkna bermain bola bersama mereka lagi.

Dan teman”nya pun karena tidak merasa kasihan terhadap si anak ini , si anak ini terus-terusan dijadikan sasaran menendang bola. Mereka terlihat senang jika bola itu mengarah kebadan si anak ini. Kemudian sin anak ini masih terus melanjutkan permainannnya. Walaupun harus menahna sakit, menahan untuk tidak menangis, karena supaya dia bisa bermain terus bersama mereka. Si anak berani ambil risiko badannya sakit semua, badannya merah semua , semua itu karena dia berani dan kuat untuk apa yang telah si anak lakukan.

Dan saking seringnya terkena bola si anak ini tidak lagi merasakan kesakitan, ya walaupun sakit tetapi tidak terlalu karena dia ingin melihat temannya bahagia akan kehadirannya. Walaupun hanya sekedar dibuat untuk gurauan dan kesenangan mereka saja.

Lah dari cerita ini dapat saya simpulkan bahwa

Jika kamu menunjukkan kelemahanmu ke orang lain, maka kamu dianggap sebagai orang yang lemah. Ingatlah walau kamu sakit, cobalah untuk menahan sakit itu, menahan tangisan mu itu dan tetaplah tersenyum. Dengan tersenyum itu bisa menujukkan ke orang lain bahwa kamu itu kuat, kau itu sabar, kamu itu tegar. Kamu bisa melewati segala rintangan di hidupmu dengan senyuman.

Berani ambil tantangan dan juga berani ambil risiko dengan apa yang telah kamu lakukan. “ Berani dan Tetap Tersenyum “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun