Mohon tunggu...
Kurnia YohanaL
Kurnia YohanaL Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kalau Tidak Berubah Buat Apa Jalan-jalan ke Luar Negeri?

10 Juni 2017   10:28 Diperbarui: 10 Juni 2017   10:45 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : http://more-turiv.com/uk/node/556

Jalan - Jalan / berwisata sekarang ini seolah sudah menjadi kebutuhan masyarakat, terutama mereka yang hidup di kota - kota besar yang sudah terlalu jenuh dengan rutinitas dan segala problematika yang ada. Terkhusus lagi bagi mereka yang menamakan diri "generasi millenial". Bahkan beberapa orang menyisihkan penghasilannya untuk berwisata. Semakin jauh dari kota tempatnya akan dirasakan semakin keren apalagi kalau bisa keluar negeri. Berbicara berwisata keluar negeri tentunya adalah sesuatu yang bisa dikatakan "wah" untuk sebagian orang, tetapi bagi mereka yang sudah terbiasa ya hanya sekedar jalan  - jalan , waktu memanjakan mata dan menguras isi dompet. 

Bukan antipati atau tidak suka pada mereka yang suka berjalan - jalan kelaur negeri, kembali bahwa hal itu hal mereka maing - masing, uang - uang mereka, waktu juga waktu mereka sendiri. Tetapi kalau mau dilihat lebih dalam sebenarnya apa sih yang membuat orang mau menghabiskan uang untuk jalan - jalan kelaur negeri ? selanjutnya adakah manfaat/hal yang didapat setelah kita mengunjungi negara orang lain? Yang didapat disini tentunya apakah ada hal positif yang dapat mempengaruhi gaya hidup kita atau bahwa kita semakin dipandang baik oleh orang disekeliling kita? 

Sepertinya  hal pertama kalau bisa jalan - jalan keluar negeri adalah rasa bangga, tetapi ingat beberapa hal dibawah ini mungkin dijadikan tolak ukur apakah memang kita jalan - jalan kelaur negeri bermanfaat atau sekedar menghamburkan uang.

1. Hanya dijadikan ajang pamer
Pernah kejadian satu meja makan dengan beberapa org yang mengaku sudah wara wiri jalan ke luar negeri dan apa yang terjadi? sepanjang makan sampe selesai,satu sama lain saling pamer dan bersaing sudah kemana aja dia pergi, makanan mahal mana yang sudah dimaka, tidak tau disana ada beberapa orang yang mungkin memimpikan jalan - jalan keluar negeri saja belum berani. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah memang penting hal tersebut untuk dibahas terus menerus?

2. Tidak membawa perubahan bagi dia dan orang lain.
Kebiasaan kita adalah kalau keluar negeri pasti akan selalu menjadi orang yang sangat taat peraturan. Di negeri orang kita otomatis bisa antri, membuang sampah pada tempatnya, disiplin dalam berkendara, eh begitu balik ke negeri sendiri, balik juga kebiasaan lamanya, kelakuan nyerobot antrian, membuang sampah sembarangan, berkendaraan ugal-ugalann, dan lain sebagainya, jadi sepertinya bisa taat peraturan hanya kalau pas diluar negeri saja. tetapi begitu kembali ya seperti sedikala lagi, Intinya tidak bisa mengubah diri.

3. Hasilnya ketika pulang,tidak ada nilai positif yang di dapat
Tidak bisa dibohongi, jalan - jalan keluar negeri itu butuh duit tidak sedikit (walaupun ada yang katanya back packer), sayang sekali khan kalau pulang dari sana, tidak mendapatkan apa- apa, malah uang yang habis. Sedikit saran seharusnya ketika kita berkesemaptan jalan - jalan ke negari orang, hargai kesempatan itu dengan memperhatikan dan mengamati kenapa mereka bisa maju dan terkenal, bawalah pengamatan itu pulang dan mulai praktekkan supaya motto "wonderful Indonesia" itu bukan lagi sekedar motto.

Everyone can fly, everyone can travel, and everyone can be smart travellers

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun