Mohon tunggu...
Linka Azzahra
Linka Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasa Aman di Media Sosial, Penting Engga Sih?

10 November 2022   17:00 Diperbarui: 10 November 2022   17:01 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era perkembangan media saat ini, tidak menutup kemungkinan akan adanya “wilayah” baru untuk berkomunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial yang sulit untuk hidup sendirian tentu saja membutuhkan komunikasi dengan manusia lainnya. Dahulu, manusia masih mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam berkomunikasi, khususnya kepada mereka yang jauh. Namun, sekarang manusia dapat dengan mudah menjangkau manusia lainnya bahkan yang jauh sekalipun.

Media sosial saat ini adalah hal yang terlihat “biasa saja”, karena sebagian besar sistem sudah menggunakan media sosial seperti telefon, surat-menyurat, informasi dan lain sebagainya. Faktanya, memang sebagian besar manusia sudah mulai beralih ke media sosial untuk menghubungi atau sekedar memberikan kabar. Meski begitu, banyak sekali bahaya yang mengintai dari mana saja saat kita menggunakan media sosial. Terdapat jutaan bahkan miliyaran orang yang menggunakan media sosial untuk berbagai hal.

Media sosial yang bersifat publik seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok dan lainnya memiliki kemungkinan besar akan adanya ketidakamanan bagi penggunanya. Seperti yang dilansir dari tempo.co, pada tahun 2021 lalu, sebanyak lebih dari 533 juta data pengguna Facebook bocor dari 106 negara. 

Kebocoran data ini diketahui setelah dilakukan peninjauan sampel data yang bocor dan memverifikasi beberapa catatan dengan mencocokkan nomor telepon pengguna Facebook yang diketahui dengan ID yang terdaftar di kumpulan data. Tak hanya media sosial yang bersifat publik, media sosial seperti Whatsapp juga pernah kecolongan dan banyak nomor telepon penggunanya dapat dengan mudah diakses. Padahal, Whatsapp adalah aplikasi yang memiliki privasi cukup baik.

Kebocoran data ini dapat dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk mengambil keuntungan dan melakukan kajahatan lainnya atau yang biasa disebut dengan cyber crime. Cyber crime adalah kejahatan yang dilakukan pada media online dan media sosial. Umumnya, cyber crime mencuri data pribadi seperti pin ATM, kata sandi aplikasi, email dan lainnya. Namun, tidak hanya mencuri data pribadi seseorang tapi juga dapat berbentuk perundungan, ancaman, teror, penyebaran virus pada komputer dan kejahatan lainnya. Saya yakin banyak orang yang mungkin tidak sadar apabila data pribadi mereka sebenarnya sudah dicuri atau diretas. Hal ini karena kurangnya pemahaman mengenai media sosial dan berselancar di platform online lainnya.

Kebanyakan orang menganggap sepele akan hal tersebut, padahal bahaya dari cyber crime sangat membahayakan tidak hanya di media sosial tapi juga pada kehidupan nyata, kebocoran data dapat mengakibatkan seseorang kehilangan pekerjaannya. Keamanan dalam bermedia sosial dan berselancar pada media online lainnya memang belum terjamin 100%.

Namun, banyak hal yang dapat dilakukan guna menghindari atau mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika bermedia sosial. Yang pertama adalah hindari sembarangan membuka link website atau dokumen yang terlihat mencurigakan. Link atau dokumen tersebut dapat memicu adanya virus pada laptop dan komputer, saat komputer tersebut terjangkit virus, orang yang menciptakan virus tersebut akan dengan mudah meretas.

Kedua, hindari untuk over sharing dan memberikan informasi secara gamblang kepada siapapun yang ditemui di media sosial, karena orang kita temui di media sosial belum tentu orang tersebut adalah baik, bisa saja dia berniat jahat dengan berlindung dibalik identitas palsu akun yang ia pakai. Menjaga keamanan data juga dapat dilakukan dengan cara melakukan setting privacy dan verifikasi dua langkah seperti yang ada pada fitur Google Chrome. Dengan memanfaatkan teknologi keamanan pada fitur-fitur yang ada, maka seseorang akan merasa terlindungi datanya walaupun tidak 100%.

Ketiga gunakan sistem antivirus pada laptop. Saya pernah mengalami laptop saya terkena hack dan beberapa data saya hilang, beruntung saat itu hanya dokumen tugas saya ketika saya SMA yang mudah untuk dibuat ulang, saat itu saya belum login pada Google Chrome dan hanya menggunakan laptop saya untuk menulis tugas dan catatan harian tanpa ada dokumen penting lainnya seperti data diri dan lain-lain. 

Hal ini disebabkan karena saya asal klik sebuah link pada kolom pencarian yang ternyata website yang saya tuju dan mengunduh sebuah data tapi ternyata website sudah diretas dan dapat dengan mudah menularkan virus tersebut pada laptop saya. Sejak saat itu, saya selalu memastikan untuk memasang aplikasi antivirus guna mencegah terjadinya hal diatas agar tidak terulang.

Keempat hindari konflik apapun. Konflik atau kesalahpahaman pada media sosial dapat berujung pada pencarian data pribadi kehidupan pengguna yang berkonflik. Memang awalnya hanya beradu argumen, namun tak semua orang dapat menerima perbedaan pendapat dengan baik, maka dari itu ada baiknya menghindari konten yang sekiranya akan memicu konflik dan perdebatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun