Miliaran manusia dari berbagai belahan dunia, baik perempuan, laki-laki, trans gender, trans sexual dan beragam orientasi seksual suarakan “CUKUP SUDAH KEKERASAN SEKSUAL”!
Suara-suara perlawanan ini kemudian membentuk menjadi satu komunitas besar dinamai One Billion Rising. Indonesia menjadi salah satu Negara dari 202 negara lain yang juga melakukan aksi perlawanan ini. Menjadi pertanyaan kemudian, mengapa akasi perlawanan ini menjadi aksi perlawanan global? Maka dapat kita jawab bahwa ternyata kekerasan terhadap perempuan & kejahatan seksual adalah sebuah krisis global. Mungkin saja yang melatar belakangi masih ada pada faktor yang sama, namun factor tersebut berkembang dan langgeng sesuai dengan budaya dan pemahaman agama atas perempuan pada masing-masing wilayah.
Indonesia menjadi Negara yang secara statistik mengalami peningkatan yang pesat pada jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan & kejahatan seksual. Tingkat kepedulian aparatur Negara dalam menyidiakan ruang aman bagi perempuan menjadi salah satu factor peningkatan. Pemahaman agama yang masih sempit sehingga menanamkan nilai proteksi yang tinggi terhadap tubuh para perempuan dan meminta bahkan cenderung memaksa membungkus seluruh tubuh perempuan yang dianggap sebagai solusi pencegahan terhadap kejahatan seksual. Membungkus tubuh perempuan karena tubuh perempuan dianggap aurat hina yang dapat memancing syahwat kaum laki-laki. Tubuh perempuan menjadi objek yang sangat diperhatikan dalam mencari solusi penghapusan kejahatan seksual. Pelarangan memakai rok mini, missal. Ya.. tubuh perempuan menjadi soal utama..
Sementara abai terhadap pandangan masyarakat yang masih tabu terhadap kasus-kasus kejahatan seksual. Berapa banyak kasus kejahatan seksual yang menimpa anak-anak dibawah umur, yang tidak ada hubungannya denagn aurat? Berapa banyak kasus-kasus kejahatan seksual yang menimpa perempuan yang menutup seluruh tubuhnya dengan pakaian longgar lengkap dengan hijab? Namun kasus-kasus tersebut berakhir dengan damai. Korban dipaksa bungkam demi nama baik. Korban dipaksa diam atau bahkan dikawinkan pada pelaku demi menutup aib. Masyarakat kita yang tabu terhadap persoalan ini tidak dipedulikan. Hal ini sempat saya ulas dalam coretan saya di http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/16/masyarakat-tabu-kejahatan-seksual-berujung-damai-525929
Pada akhirnya mengentalnya pandangan yang saya sebutkan diatas, kemudian melahirkan mata rantai pelaku kekerasan yang tak berkesudahan. Pelaku yang tak pernah menyadari jika ia adalah pelaku. Seperti celoteh ku dalam http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/31/pelaku-kekerasan-terhadap-perempuan-umumnya-tidak-merasa-jika-ia-pelaku-530317.html Pelaku yang tak dapat mendifinisi dirinya bahwa dirinya adalah pelaku karena pandangan yang membudaya membentuk mereka terlahir demikian.
Oleh sebab diataslah One Billion Indonesia bergabung bersama gerakan OBR global yang bertujuan untuk meningkatkan awareness pada setiap individu bahwa kekerasan seksual adalah crime. OBR Indonesia yang diinisiasi oleh beberapa teman : Dhyta Caturani, Shera, M Faishal Bustaman, Syaldie Sahide dan banyak kawan lainnya yang tergabung dan membuat jejaring perlawanan untuk teriakkan “CUKUP SUDAH KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN & KEJAHATAN SEKSUAL”. Perlawanan ini disebarkan dari ruang diskusi satu ke ruang diskusi lain. Pemutaran film oleh sutradara perempuan atau tentang perempuan dari satu tempat ke tempat lain. Dan bergabung bersama gerakan OBR Global yang disuarakan oleh 202 negara lainnya untuk MENARI & Meliukkan tubuh sebebasnya sebagai pertanda muaknya tubuh ‘kami’ mendapat perlakuan kekerasan. Monumen Nasional menjadi saksi bisu liukan tubuh ‘kami’ pada 14 Februari 2013 mulai pukul 14.00 s/d 16.30, liukan tubuh perlawanan terhadap kekerasan & kejahatan seksual.
Dari gerakan ini maka mari kita undang seluruh manusia laki-laki & perempuan yang kita kenal untuk tingkatkan kepedulian dan bangkitkan perlawanan atas kekerasan terhadap perempuan dan kejahatan seksual. Suarakan bahwa kejahatan itu bukan lahir dari tubuh perempuan, tapi dari pola pandang yang melihat tubuh sebagai objek seksualitas yang sensual. Bangkitlah, Karena jika tidak bisa saja ibu mu, kaka perempuan mu, adik perempuan mu, pacar mu menjadi korban selanjutnya…!!! Mari teriak dan lawan bersama!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H