Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang dapat dialami semua kelompok umur terutama di kalangan remaja putri, oleh karena itu dalam upaya menekankan angka anemia bagi remaja putri, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) prodi S1 Gizi menggelar aksi bergizi untuk mewujudkan remaja sehat bebas anemia di SMP Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo, Jum’at (22/08/2023).
Kementerian Kesehatan telah melakukan intervensi spesifik dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri. Selain itu, Kemenkes juga melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh salah satu dosen S1 Gizi di Unesa Choirul Anna, terkait dengan permasalahan anemia yang dialami remaja putri.
“Riskesda pada 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.” Papar dosen yang kerap disapa bu Anna ini.
Hasil Riskesdas 2018, juga menunjukkan bahwa proporsi remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir di sekolah sebesar 76,2%, tetapi hanya 1,4% yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran. Anna juga ingin, pemerataan pengetahuan dan proporsi pemberian TTD baik di kota Sidoarjo dapat berjalan merata dan dijangkau baik oleh semua kalangan remaja putri di daerah Sidoarjo.
“Dari hasil analisis situasi kami masih banyak mayoritas remaja belum mengetahui dan menyadari resiko anemia karena mereka belum terpapar informasi gizi dari sumber yang tepat. Penelitian sebelumnya pada remaja SMA maupun SMP menunjukkan mayoritas remaja mendapatkan sumber informasi gizi dan kesehatan 80,8% diperoleh dari media cetak, media elektronik dan peer group, tetapi hanya 39,6% mendapatkan dari tenaga medis.” Tutur Lini yang merupakan salah satu dosen pengajar S1 Gizi di Unesa.
Lalu laporan Informasi dari ahli gizi puskesmas Kabupaten Sidoarjo menyatakan “Keterbatasan sumberdaya manusia dan biaya menjadi kendala utama sehingga pendidikan gizi remaja tidak bisa dilakukan merata di semua sekolah.”
Berdasarkan analisis situasi Permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu pengetahuan yang kurang tentang anemia dan dampaknya anemia pada remaja karena mereka belum terpapar informasi gizi dari sumber yang tepat. Mereka lebih memilih media sosial dan teman sebaya (peer group) untuk memenuhi rasa ingin tahunya dibandingkan sumber lain yang relevan Diperlukan pemecahan masalah berupa pendidikan terhadap remaja tentang anemia.
Berdasarkan pemaparan di atas, diperlukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan siswa terutama remaja yang diperlukan untuk dapat menambah bekal untuk pengetahuan gizinya. Kegiatan Program pendidikan merupakan salah satu usaha yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman remaja tentang kebutuhan gizi remaja, gejala anemia, resiko anemia dan cara mencegah anemia.
“Untuk itu, ini adalah momentum upaya untuk mengubah kebiasaan dan pemahaman yang benar terkait gizi remaja sehingga nantinya remaaja mampu mencegah dan memahami sendiri akan resiko dari bahaya dan dampak anemia sendiri baik itu jangka pendek atau pun jangka panjang. khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diantaranya SMP Progresif Bumi Shalawat Kabupaten Sidoarjo.” Ucap Anna.
Kepala sekolah SMP Progresif Bumi Shalawat mengucapkan terima kasih kepada dosen dan tenaga pendidik dari Universitas Negeri Surabaya khusuhnya di prodi S1 Gizi yang telah memercayakan sekolah ini sebagai tuan rumah dalam kegiatan pencegahan anemia ini.