Arthritis atau lebih dikenal dengan rematik merupakan penyakit yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Di dalam ilmu kesehatan, istilah rematik digunakan untuk menyatakan kondisi peradangan pada sendi. Banyak yang menyangka bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang biasa menghampiri siapa saja yang berusia lanjut. Tak heran jika banyak orang menganggap rematik sebagai “si penyakit tua’ sehingga kurang mempedulikan pencegahan dan penanganannya. Padahal menurut Arthritis Foundation, seperti yang dikutip dari situs resminya, rematik merupakan penyakit yang menyebabkan disabilitas paling sering dibandingkan dengan penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Oleh sebab itu, yuk kita kenal lebih dekat si rematik ini.
1. Siapa saja yang berisiko menderita rematik?
Wanita memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang rematik dibandingkan dengan pria. Bahwa rematik hanya menyerang mereka yang berusia tua merupakan mitos. Di Amerika, hampir dua pertiga penderita rematik berusia di bawah 65 tahun dan 300.000 di antaranya adalah anak-anak. Orang-orang yang kurus dan memiliki berat tubuh yang normal cenderung memiliki risiko lebih kecil untuk terhindar dari penyakit ini.
2. Kenali gejalanya
a. Nyeri
Saat Anda mengalami sakit di persendian, maka Anda perlu bertanya apakah rematikkah yang menyebabkan rasa nyeri tersebut? Kemungkinan besar iya, namun Anda perlu memastikannya dengan berkonsultasi pada dokter. Nyeri di bagian leher, jari, bahu, tulang belakang, pergelangan tangan, lutut, kaki, dan pantat merupakan gejala umum yang terjadi pada penderita rematik. Mudah lelah juga biasanya mengiringi penyakit ini dan memperparah kondisi rematik tersebut.
b. Bengkak
Beberapa kasus rematik dapat menyebabkan pembengkakan pada kulit di area sendi yang mengalami peradangan. Jika kulit Anda bengkak sampai kemerah-merahan maka Anda dapat mengompresnya dengan menggunakan air dingin selama sekitar dua puluh menit. Selain dapat mengurangi bengkaknya, Anda juga dapat terhindar dari rasa nyeri yang tak tertahankan.
c. Kaku dan sulit menggerakkan persendian
Kondisi yang kaku saat menggerakkan badan terutama setelah Anda bangun tidur pada pagi hari atau duduk dalam jangka waktu lama merupakan sinyal akurat apakah Anda menderita rematik. Untuk menangani persendian yang kaku, Anda dapat mengompresnya dengan air hangat. Suhu hangat dapat membantu merelaksasikan otot dan meningkatkan sirkulasi di area yang terasa kaku.
3. Bisakah kita terhindar dari rematik?
Usia masih muda bukan berarti kita bisa tenang karena dapat terbebas dari rematik. Rematik bisa menyerang semua usia. Untuk itu perlu tindakan pencegahan sebelum semuanya terlambat. Anda bisa mencegah tubuh Anda dari rematik dengan cara olahraga secara teratur, terutama olahraga yang dapat menguatkan otot. Selain itu, Anda juga perlu untuk menjaga berat tubuh Anda. Orang dengan berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi menderita rematik.
4. Empat Makanan yang baik untuk Penderita Rematik
a. Konsumsi Ikan-ikanan
Ikan yang baik untuk penderita rematik adalah ikan yang berasal dari laut dalam karena banyak mengandung asam lemak omega tiga. Jenis ikan tersebut antara lain tuna, sardin, dan salmon. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi ikan yang berasal dari air tawar seperti bandeng dan lele. Asam lemak omega tiga terbukti mampu mengurangi inflamasi.
b. Jahe
Penelitian di Universitas Georgia, Athena, menunjukkan bahwa jahe memiliki kemampuan dalam mengurangi rasa kaku dan nyeri yang terjadi pada rematik. Jahe sangat mudah didapatkan baik di pasar maupun jika Anda memiliki tanamannya di rumah. Anda dapat memotong atau memaruh jahe menjadi beberapa sendok teh untuk ditambahkan pada bumbu masakan Anda. Cara lain yang lebih mudah yaitu Anda dapat menyeduh satu atau dua sendok teh irisan jahe untuk diminum setiap hari.
c. Brokoli
Brokoli mengandung sejenis senyawa yang dapat menghambat enzim penyebab peradangan dan perusak sendi pada penyakit rematik. Selain itu, brokoli juga kaya akan vitamin K yang dapat mencegah keparahan kondisi rematik.
d. Bawang Putih
Di balik aromanya yang sangat kuat, bawang putih menyimpan beberapa kebaikan. Selain tidak mengandung lemak, bawang putih juga memiliki senyawa antioksidan yang disebut quercetin. Senyawa ini memiliki kemampuan dalam mencegah terjadinya peradangan yang umum terjadi pada penderita rematik dan menurunkan kadar LDL atau lemak jahat dalam tubuh.
Sumber :
Bernstein, Susan. (Tanpa Tahun). What Causes Pain? Retrieved from http://www.arthritistoday.org/about-arthritis/arthritis-pain/understanding-pain/what-causes-pain.php.
CDC. (2013). Arthritis: The Nation's Most Common Cause of Disability. Retrieved from http://www.cdc.gov/chronicdisease/resources/publications/AAG/arthritis.htm.
Richards, Linda. (Tanpa Tahun). Onions Can Help Prevent Inflammation. Retrieved from http://www.arthritistoday.org/what-you-can-do/eating-well/arthritis-diet/onions-and-inflammation.php.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H