Siapa yang tak kenal Diabetes mellitus (DM) atau penyakit kencing manis. Akhir-akhir ini penyakit DM mulai menjadi ancaman bagi masyarakat, tidak hanya dari golongan atas tetapi juga golongan bawah. Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap karbohidat dalam jumlah tinggi, yaitu sekitar 70%, merupakan salah satu risiko terjangkitnya penyakit DM.
Pengobatan DM secara medis masih relatif mahal. Tidak ada salahnya mencoba alternatif pengobatan lain yang lebih terjangkau namun tetap berkhasiat, misalnya pengobatan herbal. Tanaman herbal mengandung banyak senyawa fitokimia yang bila dikonsumsi secara tepat dapat memiliki khasiat kesehatan.
Sebenarnya dari dulu, ada satu alternatif pengobatan yang sering digunakan dalam mengatasi DM. Buah alpukat, selain dagingya yang enak untuk dimakan, ternyata bijinya juga dapat direbus dan diambil airnya sebagai obat.
Penelitian menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung tiga senyawa yang memiliki fungsi sebagai antidiabetes. Ketiga senyawa tersebut antara lain triterpenoid, flavonoid, dan tanin.
Tanin pada biji alpukat berkhasiat sebagai astrigen. Di permukaan usus, tanin yang berkontak dengan protein membentuk lapisan yang dapat mengurangi penyerapan glukosa dari sari makanan. Selain itu, flavonoid dalam biji alpukat dapat menghambat enzim pemecah karbohidrat menjadi gula sederhana yang siap diserap tubuh. Zat lain yaitu triterpenoid mampu meningkatkan hormon insulin dan leptin.
Untuk mengobati DM, biji alpukat cukup diseduh dengan air hingga mendidih. Air seduhan tersebut memiliki rasa yang sepat dan pahit karena memang di dalamnya terkandung senyawa fitokimia. Pengobatan DM tidak perlu mahal bukan?
Referensi
Celio, et al. 2009. Betulinic Acid, a Natural Pentacyclic Triterpenoid, Prevents Abdominal Fat accumulation Mice Fat a High-Fat Diet. Jurnal of Agricultural and Food Chemistry. Jurnal.
Depkes RI. Tanpa Tahun. “Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang” dalam http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html (30 September 2011)
Jayanegara A, Sofyan A. 2008. Penentuan Aktivitas Biologis Tanin Beberapa Hijauan Secara in vitro Menggunakan ’Hohenheimgas Test’ dengan Polietilen Glikol sebagai Determinan. Media Peternakan.
Pusat Data dan Informasi PERSI. 2011. “RI Ranking Keempat Jumlah Penderita Terbanyak Dunia” dalam www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=618&catid=23 (23 September 2012).
Zuhrotun, Ade. 2007. Aktivitas Antidiabetes Ektrak Etanol Biji Buah Alpukat Bentuk Bulat (Persea americana). Thesis. Bandung: Universitas Padjajaran Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H