Pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dewasa ini proses pembelajaran lebih ditekankan pada siswa atau dikenal dengan istilah Student Center. Salah satunya dengan pembelajaran STEM, Pembelajaran STEM merupakan metode pembelajaran yang menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk memecahkan suatu masalah. STEM atau Science, technology, engineering, and matemathic saat ini dipercaya dapat menjadi alternative pembelajaran sains yang menyenangkan dan dapat menjawab tantangan abad 21.
Pada proses pembelajaran di SD Negeri Cikoneng melakukan pembelajaran STEM dimana siswa merangkai sebuah jembatan kemudian diuji ketahanan dari kembatan tersebut. Jembatan tersebut dinamakan "Stronger Bridge".
Pada pembelajaran ini siswa diawlai dengan diberikan stimulasi mengenai mengapa suatu jembatan diperlukan, kemudian siswa diarahkan untuk berkelompak dan diberikan LKPD, setelah siswa menyelesaikan rancangan jembatannya setiap kelompok dipersilahkan untuk maju kedepan dan menguji jembatan yang telah dibuat oleh kelompoknya dengan menaruh botol yang sudah berisi air dan kelereng pada gelas plastik yang telah disediakan. Jembatan yang terkuat adalah jembatan yang dapat menampung kelerang paling bayak. Setelah setiap kelompok menguji kekuatan jembatan yang telah dibuat setiap kelompok dan merefleksikan hasil kerja kelompoknya.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan "Stronger Bridge" ini sangat mudah untuk dijumpai. Diantaranya adalah:
- Sedotan Plastik
- Selotip
- Kelereng dan botol berisi air sebagai pemberat
- Gelas plastic
Adapun langkah-langkah untuk membaut stronger bridge diantaranya adalah:
- Rangkai sedotan dengan selotip membentuk jembatan dengan Panjang 20 cm.
- Rangkai sedotan dan desain jembatan sesuai dengan kreatifitas kelompok masing-masing.
- Hitung dan amati berapa banyak kelereng yang dapat ditampung oleh jembatan!
- Jembatan yang paling banyak atau yang paling kuat menahan kelereng maka jembatan itulah yang menjadi jembatan terkuat.
Pada pembelajaran ini anak-anak akan menemukan hal-hal yang mungkin sebelumnya belum diketahui. Misalnya dalam setiap kelompok bentuk jembatannya berbeda, bagaimana agar jembatan yang dibuat menjadi jembatan yang kokoh untuk menopang beban, dan mengapa harus menggunakan sedotan secara maksimal.
Dalam hal ini anak-anak sedang menjadi seorang engineer, selanjutnya anak juga akan diajak untuk memahami konsep gaya dan pengaruhnya (sains), selain itu dalam pembelajaran ini juga menerapkan Mathematic dimana anak-anak dituntut untuk dapat menghitung berapa banyak kelereng yang dapat ditampung, dan yang terakhir dari pembelajaran ini akan diajak untuk peduli dengan lingkungan sekitar atau environment dengan memahami mengapa pentingnya jembatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H