Konsolidasi Perbankan, Barang Haramkah?
Apa ini hanya semata-mata terjadi Indonesia saja? Setidaknya beberapa bank asing di Indonesia akan segera melakukan konsolidasi dalam waktu dekat ini. Ini yang menarik, bank asing justu lebih aware dalam pemenuhan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dibandingkan bank-bank BUMN di Indonesia.
Bank-bank Malaysia dan Singapura di Indonesia suda jauh-jauh hari mempersiapkan konsolidasi bank-bank mereka yang ada di Indonesia. Sebut saja dua holding bank asal negara tetangga, Temasek (asal Singapura) dan Khasanah Berhad (asal Malaysia). Â Temasek sudah siap untuk menggabungkan Danamon dan DBS, pun juga dengan Khasanah yang siap menggabungkan Lippo dengan CIMB Niaga. Lalu apa tujuan mereka melakukan konsolidasi tersebut? Â Ya tentu saja untuk memperkuat produk perbankan mereka di Indonesia. Ironis memang, disaat tetangga kita sibuk untuk membesarkan sistem perbankan mereka, kita justru masih terjebak di ranah politis mengenai konsolidasi perbankan.
Malaysia punya Maybank sebagai salah satu bank besar di Asia Tenggara. Singapura malah punya dua, DBS dan UOB. Indonesia? Masih susah untuk masuk peringkat ketiga besar tersebut. Apa penyebabnya? Karena bank di Indonesia tidak ada yang benar-benar besar. Itulah kenapa pemerintah perlu melakukan konsolidasi, agar tercipta pemain yang kuat sehingga menghasilkan industri perbankan yang kuat pula.
Bank-bank besar milik pemerintah rupanya ada yang sudah siap untuk berkonsolidasi, namun ada juga yang masih ragu karena faktor yang tidak bisa dijelaskan. Bank Mandiri sudah jauh-jauh hari menyatakan siap berkonsolidasi dengan BTN. Sedangkan BRI siap untuk berkonsolidasi dengan Pegadaian. Sudah benar rancangannya, dua bank ini akan dijadikan jangkar perbankan Nasional. Bukan hanya mimpi siang bolong lagi sekarang untuk menjadi tiga besar di Asia Tenggara. Tapi rupanya isu ini malah masuk dalam isu politis dan malah cenderung keluar dari tujuan awalnya. Apapun itu, penundaan konsolidasi akan semakin membuat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H