Dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari perhitungan nominal baik dalam dunia pendidikan maupun dalam bahasa sosial sehari-hari. Untuk memperkirakan jumlah, masyarakat kerap menggunakan maksimal, maksimum, minimal, dan minimum. Akan tetapi terdapat kerancuan dalam penggunaan sehingga menjadi seperti memiliki makna yang sama. Padahal antara maksimal, maksimum, minimal, dan minimum mempunyai perbedaan masing-masing.
Untuk mengukur jumlah yang tinggi, masyarakat kerap menyebut dengan maksimal dan maksimum. Maksimal dan maksimum tentu berbeda. Maksimal merupakan kata sifat/Adjektiva, sedangkan maksimum merupakan kata benda/nomina. perbedaannya terletak pada kelas kata yang sesuai dengan kata kerja atau kata benda. Fungsi penggunaannya yaitu:
1. Maksimal: kata sifat berada di belakang kata benda. Contoh: Hasil yang maksimal.
2. Maksimum: kata benda berada di depan kata sifat. Contoh: Maksimum 10 orang.
Begitu pula untuk mengukur jumlah yang sedikit, masyarakat kerap menyebut dengan minimal dan minimum. Minimal dan minimum tentu berbeda. Minimal merupakan kata sifat/adjektiva, sedangkan minimum merupakan kata benda/nomina. jadi perbedaannya terletak pada kelas kata yang sesuai dengan kata kerja atau kata benda. Fungsi penggunaannya yaitu:
1. Minimal: kata sifat berada di belakang kata benda. Contoh: Satu buku merupakan syarat pinjam buku secara minimal.
2. Minimum: Kata benda berada di depan kata sifat. Contoh: Minimum adik makan dua kali sehari.
Bagaimana? Apakah sudah bisa membedakan antara maksimal, maksimum, minimal, dan minimum?. Jangan salah fungsi penggunaan lagi ya.....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI