Mohon tunggu...
rilo iswanto
rilo iswanto Mohon Tunggu... -

cinta alam dan kemanusiaan_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukit Karam

3 Mei 2013   15:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika dinamit meledak kan bukit-bukit batu Bergemuruh Debu yang beterbangan Serpihan batu ter pental Ter lontar puluhan meter jarak Ketika dinamit meledak kan bukit-bukit batu Se per sekian detik bongkah jadi serpihan Bergemuruh Tebing satu per satu runtuh untuk lembaran kertas bernilai R.U.P.I.A.H Hari ini ada korban Kemarin ada korban Minggu lalu juga ada , timbunan korban-korban tak jera Ledakan dinamit Timbunan reruntuhan Tak gentar , tak menghentikan Lalu hingga kapan ? Atau masih kurang korban ? Sampai kapan ? Sampai bukit jadi lautan ? Sampai tak ada sebutir pun batu yang dapat kita makan ? semaian imajinasi yang ter tutur bias di pen hujung malam ini 28 April 2013 [caption id="attachment_251812" align="aligncenter" width="415" caption="sisa bukit hasil dinamit"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun