Untuk kamu seorang yang kukasihi, yang membaca tulisan ini,
Ungkapan hati ku yang tak dapat aku ucapkan saat berada disisimu.
Entah apa yang membuat bibir dan lidah ini terasa kelu saat aku ingin mengungkapkannya.
Jadi aku menumpahkan semuanya dalam tulisan ku ini.
Maaf, terkadang aku sering membuatmu marah dan kesal.
Terkadang aku suka melakukan hal bodoh dan tidakan bodoh yang tidak kamu sukai,
Sungguh aku tidak bermaksud melakukannya dengan sengaja,
Aku hanya kadang bingung bagaimana harus aku ungkapkan semua yang kurasa.
Rasa yang selalu hadir mewarnai hubungan kita,
Marah, senang, kecewa, bahagia, cemburu, sedih, lelah, kesal, dan semua rasa lainnya.
Maka terkadang aku hanya bisa diam,
Walau aku tau kamu tidak suka dengan semua kebisuanku.
Terkadang aku hanya bisa tersenyum, dan berkata “aku tidak apa-apa”.
Terkadang aku sering meminta waktumu untukku,
Agar aku bisa mengungkapkan semuanya.
Namun saat kamu telah meluangkan waktumu,
Aku malah kehilangan semua kata itu, semuanya buyar.
Maafkan aku,
Aku sungguh tidak bermaksud membuatmu merasa tidak berguna.
Sia-sia setelah kamu sudah mencoba berusaha ada saat aku butuh.
Aku membutuhkanmu untuk tetap ada,
Karena kamu sungguh berarti buat aku.
Ada saat-saat dimana aku hanya bisa diam,
Dan menangis dalam heningku.
Ada saat-saat dimana aku hanya bisa tersenyum,
Dan berdoa dalam hatiku.
Kadang airmata yang mengalir ini adalah ungkapan semua rasa itu.
Haru dan Bahagia, Duka dan Kecewa.
Biarkan sejenak airmata ini mengalir,
Agar semua rasa yang memenuhi hati dan pikiranku mampu mencair.
Ada rasa lelah yang kadang menghampiriku,
Ada rasa kecewa yang kadang menghimpit,
Ada rasa takut yang kadang menghantui,
Ada rasa marah yang kadang menekan batin,
Ada rasa cemburu yang kadang membuat panas,
Ada rasa sedih yang kadang membuat sesak.
Namun tidak semua mampu kuungkapkan,
Tidak semua juga harus kuungkapkan.
Karena aku tidak ingin kamu salah mengartikan semua rasa ini.
Yang akhirnya membuat aku semakin bingung jika salah paham itu tidak mampu aku selesaikan.
Terima kasih untukmu yang mulai belajar memahamiku,
Aku pun akan terus belajar untuk memahami dirimu.
Belajar menjadi seperti yang kamu mau,
Tanpa merubah jati diri seorang aku yang memang beginilah aku.
Terima kasih untukmu seorang,
Yang menemaniku dalam heningnya diamku.
Dan menghapus airmata yang mengalir dalam diamnya heningku.