---------------
Muhammad Amin Sunarhadi
Program S3-Ilmu Lingkungan
Universitas Sebelas Maret
---------------
Dukungan kepada pencapaian kondisi sanitasi yang baik, khususnya pada anak, merupakan hasil integrasi tindakan dari keluarga beserta sekolah dan masyarakat. Keluarga sebagai pembentuk perilaku asal anak sangat penting dalam menghadirkan pengertian dan tujuan sanitasi. Sekolah sebagai lingkungan pertama di luar rumah relatif menemukan anak dengan sebayanya dari rumah lain. Ruang-ruang diantara rumah maupun sekolah memberi kesempatan untuk pemahaman anak mengenai adanya fasilitas dan layanan di masyarakat yang berkaitan pembuangan feses, urin, limbah, dan tersedianya air bersih.
Hasil dari studi longitudinal di Kamboja, Indonesia, dan Republik Demokratik Rakyat Laos menyajikan evaluasi komprehensif program Fit for School (FIT) yang memadukan intervensi air bersih, kesehatan, dan kebersihan (WASH) di sekolah-sekolah Asia Tenggara. Penilaian menunjukkan adanya peran sekolah yang harus ditunjang oleh aktivitas WASH di keluarga dan masyarakat.
Penelitian FIT tersebut mengungkap tantangan dalam mencapai perbaikan signifikan pada hasil kesehatan seperti prevalensi infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (STH) dan kekurusan. Prevalensi dasar infeksi STH yang rendah secara tak terduga di antara peserta membatasi potensi perbaikan lebih lanjut. Program pemberantasan cacing nasional yang ada mungkin telah efektif dalam mengendalikan infeksi ini di keluarga, dimana anak memiliki waktu panjang di keluarga daripada sekolah. Berkaitan ini, peran keluarga perlu sebagai bagian intervensi kesehatan yang penting karena status kesehatan dasar populasi dapat memengaruhi kondisi generasi mendatang.
Temuan lain menunjukkan bahwa program FIT di sekolah berkontribusi signifikan terhadap pencegahan karies gigi, dengan fraksi pencegahan rata-rata yang dilaporkan sebesar 24%. Hasil ini menggarisbawahi efektivitas menyikat gigi setiap hari dengan pasta gigi berfluorida, komponen inti dari program tersebut. Studi ini menyoroti pentingnya membangun kebiasaan kebersihan yang sehat di antara anak-anak, yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Hasil tersebut sejalan dengan literatur yang ada yang mendukung kemanjuran pasta gigi berfluorida dalam mengurangi karies gigi, yang memperkuat perlunya intervensi tersebut dalam program kesehatan sekolah.
Deklarasi Alma Ata (1978) bagian III sudah menunjukkan dimana Economic and social development is the basic for ‘health for all’. Kondisi mengenai intervensi yang menargetkan nutrisi perlu leibatkan mengenai faktor sosial ekonomi yang lebih luas. Interaksi antara penyakit menular, nutrisi, dan hasil kesehatan secara keseluruhan bersifat kompleks, dan mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan holistik yang melampaui intervensi kebersihan dan sanitasi saja.
Tantangan dalam implementasi sanitasi, sebagai bagian WASH, perlu intervensi yang tumpang tindih dari program kesehatan lain. Tantangan-tantangan ini menyoroti perlunya kerangka kerja pemantauan dan evaluasi yang kuat yang dapat memperhitungkan kelompok keluarga dari segi akses dan faktor-faktor eksternal (sekolah dan masyarakat) untuk memastikan implementasi program. Pemerintah perlu memastikan kajian dan pengukuran mengenai data dasar untuk intervensi WASH (termasuk sanitasi di dalamnya) agar program mencapai hasil yang baik.
Perhatian untuk masa mendatang bahwa program intervensi kesehatan pelu melibatkan  integrasi keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan hasil kesehatan anak. Integrasi praktik kebersihan ke dalam kurikulum sekolah, yang menekankan pentingnya menumbuhkan kebiasaan sehat sejak usia muda. Namun, hasil yang beragam mengenai hasil kesehatan lainnya menggarisbawahi perlunya pendekatan komprehensif yang mencakup pertimbangan gizi dan sosial-ekonomi. Penelitian di masa mendatang harus difokuskan pada pemahaman dampak jangka panjang dari program-program tersebut dan mengeksplorasi strategi untuk meningkatkan efektivitasnya dalam konteks yang beragam.
(M Amin Sunarhadi-Desember 2024)
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H