Mohon tunggu...
Tatik Nunang
Tatik Nunang Mohon Tunggu... -

suka memperhatikan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Merencanakan jalan-jalan plus umroh (bagian 3)

21 Maret 2014   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Melakukan survey tempat yang menarik, ikon dan masuk akal untuk dituju


Berawal dari rasa sungkan minta ijin cuti panjang, maka perjalanan umroh kali ini memang juga diniatkan untuk liburan atau jalan-jalan. Maksudnya sekalian minta cutinya. Maka kami memilih paket umroh plus Hongkong. Dan pada perjalanan pulang, saat transit di Hongkong, kami langsung berpisah dari teman-teman. Yang lainnya memproses kepulangan ke surabaya, sedangkan kami, tetap tinggal. Kami akan jalan-jalan di Hongkong-shenzhen-Macau, selama 6 hari/5 malam. Jadi tiket pulangnya diundur 6 hari.

Kami sudah meniatkan bahwa perjalanan liburan ini adalah dengan cara backpacker. tapi karena usia kami, maka perjalanan ini bukanlah perjalanan backpacker murni seperti anak-anak muda. tapi perjalanan backpacker yang cukup masuk akal untuk pasangan jelita (jelang limapuluh tahun). Dari pengalaman yang sudah pernah  dilakukan sebelumnya, liburan dengan cara backpacker membutuhkan ‘effort’ tersendiri. Tapi mengasyikkan dan yang paling penting jauh lebih murah.


Dari hasil survey yang sudah dilakukan dan lamanya waktu yang tersedia, maka didapat hasil, bahwa ternyata waktu berlibur kami, bersamaan dengan libur nasional, China-Hongkong-Macau, yaitu libur Qingming, ini penghormatan untuk orang yang sudah meninggal dan libur paskah


Jadi kami akan terkena penambahan biaya liburan. Penambahan ini, meliputi : kenaikan biaya hotel, angkutan umum dan biaya tontonan. Dengn demikian, Dari hasil survey, maka didapat itinerary.

Membuat itinerary

Itinerary diperlukan untuk panduan tujuan perjalanan. Jika dalam pelaksanaannya berubah atau tidak tercapai, bukanlah menjadi masalah. Membuat itinerary perjalanan, memerlukan informasi tentang tempat tujuan kita. Ini bisa di dapat dari, Cerita teman, Browsing internet atau Informasi dari buku wisata, seperti lonely planet


Yang diperlukan dalam membuat itinerary :

1.Informasi seluruh tempat wisata di suatu negara (jika bepergian ke negara lain). Terutama ikonnya.

Lalu dipilih atau disortir, berdasarkan :

a.Tingkat pentingnya atau yang menjadi ikon.

Misalnya : kalau ke kuala lumpur ke menara petronas.

b.Kelompok tempat wisata yang berdekatkan. Untuk efisiensi waktu

2.Informasi mengenai transportasi yang bisa membawa kita ke tempat yang dituju, termasuk informasi :

a.Jenis moda trasportasi apa saja yang bisa menjadi pilihan

b.Biaya yang diperlukan untuk mencapai tempat tujuan

c.Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tempat yang dituju.

3.Hiburan/tontonan yang digelar, di waktu kita mengunjungi negara tersebut.

Saat hari-hari besar di suatu negara. Seringkali ada tontonan/hiburan yang sesuai dengan tema liburannya. Cari tontonannya apa dan diselenggarakan di mana serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyaksikannya.

4.Memilih lokasi Hotel yang tepat. Pilihannya disesuaikan dengan :

a.Lokasi di mana kita beraktivitas paling banyak.

b.Dekat dengan akses transportasi.

Misalnya : dekat dengan stasiun kereta, atau terminal bus.

c.Pilih di tengah2 jalur area wisata. Jika tempat wisata yang kita tuju berpencar2 atau jaraknya jauh satu sama lain.

d.Tepat di tengah pusat keramaian, jika ingin menikmati suasana keramaian.

Misalnya : jika ingin ke patong, Phuket Thailand. Menginap di Bangla road. Ini dekat dengan pantai, dekat dengan hiburan Fantasea dan pusat hiburan malam di Patong.

5.Informasi tempat makan yang murah dan enak. (Biarpun backpacker, masa, tiap makan, menyantap mie instan melulu. Nggak lucu dong). Bukankah wisata kuliner, juga merupakan bagian dari wisata. Atau, jika muslim. Penting untuk mencari lokasi mendapatkan makanan halal.

semua traveler memiliki tipikal sendiri-sendiri. kalau kami adalah traveler yang suka merencanakan semuanya dengan detail. kami suka memiliki gambaran akan apa yang akan kami temui. memiliki gambaran tentang kesulitan yang akan kami temui dan yang harus dilalui. hanya gambaran saja.

jadi sejak awal kami sudah tahu kami bakal mengalami kesulitan di suatu tempat. kejutannya didapat saat sudah sampai. maka dari itu kami tidak menyebut diri kami backpacker, tapi memang kami melakukan perjalanan dengan menggunakan backpack.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun