Mohon tunggu...
Nusantara Link
Nusantara Link Mohon Tunggu... Buruh - Pegawai Pasar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Reintegrasi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tatto Salib Cawagub Banten dan Nilai Islam

22 Desember 2016   13:35 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 11770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)

Menurutku pemicu besarnya adalah profil Andika Hazrumy yang sangat bertolak belakang dengan nilai adat dan keislaman Banten. Anak Ratu Atut yang maju jadi Cawagub ini aktif di dunia musik, bergaya urakan, bertatto tak sedikit dan di salah satu foto dari Facebooknya, terlihat gambar tatto salib di dada dekat bahu kanan Andika Hazrumy.

Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Sumber : Twitter.Com (@lingkarpalapa)
Tatto salib di dada kanan seorang muslim penerus Dinasti Banten dihadapkan pada nilai keislaman Banten pasti menimbulkan benturan pemikiran, sosial, budaya dan agama. Salah-salah bisa kayak DKI, picu perpecahan serius.

Harus dicegah atau justru dibiarkan? Toh Ratu Atut sendiri tak khawatirkan itu dan tetap dukung anaknya yang urakan, Andika Hazrumy sebagai cawagub Banten.

Menurutku bisa saja Ratu Atut dan Dinastinya sengaja memicu konflik budaya di Banten dengan memajukan anaknya yang bertentangan dengan nilai Banten. Tujuannya ya memisahkan provinsi Banten dan Tangerang.

Wallahualam.

Terserah Ratu Atut lah. Asal jangan berdarah-darah ajahh. Karena tatto salib cawagub Banten pasti jadi pusat perhatian. #TattoSalibCawagubBANTEN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun