Politik “Devide Et Impera” kembali RI alami, jika dahulu RI alami dalam masa pergerakan nasional, kini RI alami ketika berhadapan dengan Raksasa Freeport. Kedaulatan RI sedang dipecah belah oleh langkah sistematis AS dan CIA selamatkan asetnya di Indonesia, PT Freeport Indonesia. Egoisme Golkar yang cuma fokus selamatkan SN, ditambah solidaritas Fadli Zon yang lebih mementingkan Persahabatan dengan SN, serta kasus Masinton Pasaribu, jangan sampai menyurutkan niat bentuk Pansus Freeport. Golkar egois, Fadli Zon fokus bela teman, dan Masinton gagal kendalikan emosinya, bukan berarti perjuangan RI meningkatkan posisi tawar terhadap Freeport harus ikutan pupus. Betapa lemahnya RI jika menghadapi Freeport yang sedang di titik terlemah saja masih juga kalah.
Lalu bagaimana nasib RI? Bagaimana nasib Pansus Freeport. Ini adalah waktu yang tepat menekan Freeport yang sedang dalam kondisi lemah. Pertanyaannya apakah DPR mampu benar-benar menjunjung tinggi amanat yang sudah diwariskan? Apakah DPR mau mengedepankan semangat juang bela RI ketimbang kepentingan golongan? Jika bisa, harusnya DPR konsisten lanjutkan Pansus Freeport untuk dukung Jokowi menangkan lobi lawan Freeport, “saklek” perjuangkan kedaulatan RI.