Mohon tunggu...
Lingkar Hijau Tebo
Lingkar Hijau Tebo Mohon Tunggu... Penulis - Penggiat lingkungan dan budaya /Seppayung hijau

Sepriadi, Hoby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Tafsir Magis,"AWAK KARO SIKEL" Dalam Sekenario PILKADA Tebo

28 September 2024   17:50 Diperbarui: 29 September 2024   13:47 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengendarai Sepeda (dkumen sendiri hasil AI)

5. Konseptual AWAK KARO SIKEL

Dalam metafora ini, awak adalah subjek politik, sementara sikel adalah alat atau cara bagi subjek tersebut untuk bergerak dalam arena politik. Kombinasi dari keduanya menggambarkan bagaimana individu atau masyarakat menggunakan berbagai sarana untuk berpartisipasi dalam, atau mempengaruhi, sistem politik. Agar bisa menjadi pemenang dalam suatu kontestasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tebo pada 27 November Mendatang.

Konseptual "AWAK KARO SIKEL" menunjukkan bahwa politik tidak hanya tentang ide atau struktur besar, tetapi juga bagaimana setiap individu berperan aktif, mengambil keputusan, dan menggunakan sarana yang tersedia untuk mencapai perubahan yang diinginkan dalam masyarakat. 

Jika di bahas tafsir mendalam Dari ini semua, awak (tubuh atau diri) dan sikel (sepeda) dalam politik adalah sebuah pendekatan yang bisa dipahami melalui simbolisasi atau metafora yang mewakili interaksi antara individu dan sistem politik. Mari kita uraikan masing-masing konsep tersebut:

1. Awak (Tubuh/Diri) dalam Politik:

Dalam konteks politik, "awak" dapat dipandang sebagai representasi individu atau masyarakat. Setiap individu memiliki peran dan fungsi dalam dinamika politik, baik sebagai pemilih, aktivis, maupun pejabat publik. Konsep ini bisa dikaitkan dengan hak dan kewajiban individu terhadap negara atau komunitas politiknya. Beberapa interpretasi yang mungkin adalah:

  • Hak Asasi: Tubuh atau "awak" individu melambangkan hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh negara. Dalam politik, perlindungan terhadap tubuh berarti perlindungan hak untuk hidup, hak kesehatan, dan kebebasan dari kekerasan.
  • Partisipasi Politik: "Awak" juga dapat dilihat sebagai simbol partisipasi aktif dalam politik, di mana individu menggunakan suaranya, pikirannya, dan tindakannya untuk mempengaruhi kebijakan negara.

2. Sikel (Sepeda) dalam Politik:

"Sikel" bisa dijadikan simbol gerak atau alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam politik. Sepeda sebagai alat transportasi dapat diartikan sebagai cara bagaimana individu atau masyarakat bergerak menuju perubahan atau tujuan politik. Interpretasi ini bisa mencakup:

  • Gerakan Politik: Sepeda sebagai alat yang digunakan untuk bergerak, melambangkan bagaimana gerakan politik memerlukan sarana dan strategi untuk mencapai tujuan. Ini bisa mengacu pada bagaimana partai politik, gerakan sosial, atau kelompok kepentingan menggerakkan massa untuk mempengaruhi kebijakan.
  • Kemandirian: Sepeda juga bisa melambangkan bentuk kemandirian politik, di mana individu atau kelompok mampu bergerak sendiri tanpa harus terlalu bergantung pada kekuatan besar seperti negara atau elit politik.
  • Perubahan yang Lambat tapi Pasti: Seperti halnya sepeda yang bergerak perlahan namun konsisten, perubahan politik yang terjadi melalui proses partisipatif mungkin tidak instan, tetapi tetap bergerak ke arah yang diinginkan.

Konseptualisasi "AWAK KARO SIKEL" ( Badan/ Tubuh Dengan Sepeda) dalam politik adalah sebuah pendekatan yang bisa dipahami melalui simbolisasi atau metafora yang mewakili interaksi antara individu dan sistem politik, Sehingga dalam tafsir kaki lima Seperti hal Sepeda yang hanya di gunakan sebgai sarana transportasi untuk mencapai dang menghantarkan  tujuan Tubuh dan badan seaja. Dimana setelah sampai ke suatu tujuan, Sarana transportasi yang di pakai akan di parkir dan di lihat dari kejauhan, Serta akan di lirik dan di Perdulikan jika saat di butuhkan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun