Mohon tunggu...
lingkan bimoro
lingkan bimoro Mohon Tunggu... KOAS -

Hanya dek koas yang berusaha memenuhi harapan orang tua. Suka teater, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Orang Kota Harus Gigit Jari

9 Desember 2015   10:31 Diperbarui: 9 Desember 2015   10:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh luar biasa berkat Tuhan bagi saya pagi ini, di tengah hari yang setengah libur setengah tidak (karena saya jaga on call), saya diingatkan bahwa teryata orang kota harus gigit jari meliat orang daerah.

Sebagai Koas yang hidupnya nomaden (berpindah-pidah) dari kota, daerah, kota, daerah, saya melihat begitu besar perbedaan antara orang daerah dan orang kota. Baik dalam segi aktivitas, lingkungan, dan juga prioritas hidup mereka. Prioritas hidup orang daerah adalah kehidupan itu sendiri. Mereka beraktivitas, berprofesi, agar dapat hidup bercukupan, dan memenuhi segala kebutuhan yang ada. Oleh karena itulah kehidupan mereka sederhana. Karena toh tidak ada ambisi yang melebihi dari hidup mereka.

Sedangkan orang kota? Banyak. Kehidupan primer tercukupi, belum menjamin kecukupan bagi orang kota. Jika belum punya mobil, rasanya ada yang kurang. Jika belum punya gadget ini, itu, belum nonton ini, itu, belum pernah makan ini, itu, ke sana, sini, maka Anda adalah orang katro. Ketinggalan jaman.

Stresor orang kota juga lebih tinggi. Macet, polusi, tuntutan kerjaan, studi, pergaulan, dan masih banyak aspek kehidupan yang harus dipenuhi dari kebutuhan primer yang notabene sama dengan orang desa. Di Indonesia ini, siapa yang tidak makan nasi? Dari pengemis sampai Presiden pun makan nasi.

Bersepeda pagi ini di Slawi, Jawa Tengah, melewati sawah-sawah dan pasar yang ada, membuat saya berpikir. Untuk apa sebenarnya orang kota begitu sibuk dan bersiku tegang melawan kerasnya dunia? Untuk memenuhi kebutuhan keluarga? Lantas kenapa banyak Ayah yang tidak punya waktu untuk keluarga? Untuk menyekolahkan anak? Lantas kenapa anak-anak banyak diantar mbak-mbak baby sitter? Untuk membeli mobil atau barang apapun keluaran terbaru? Mau sampai kapan karena barang terbaru akan jadi barang lama setahun kemudian?

Ya, memang kita perlu uang untuk membeli barang-barang. Kebutuhan utama adalah untuk membeli makan dan minum. Jadi, untuk makan dan minum, kita perlu uang. Kita gak makan dan minum uang itu sendiri kan? Itu artinya, uang hanya perantara. Tapi bagi orang daerah, tidak ada uang, makan pun jadi. Toh makanan dari kebun sendiri, sawah sendiri, laut sendiri, terjamin Organic pula!

Orang kota saling nyenggol sana nyenggol sini. Kalau perlu, makan teman sekalian supaya tujuan tercapai. Korupsi sekalian supaya uangnya banyak. Tapi coba tanya jalan ke orang daerah. Mereka akan menjawab dengan senyum, sabar, yaa walau mengarahkan jalan pakai mata angin sih (jenengan ke barat, setelah itu ke utara kira-kira 300 meter, mbak), dan tidak ada caci maki walau bentrok di jalan. Semuanya legowo, saling berbagi, dan yang paling penting, murah senyum.

Saya jadi iri dengan kehidupan mereka yang serba sederhana. Stres saya hilang terbawa angin saat bersepeda. Terbawa bersama pemandangan anak-anak yang masih bermain kelereng, yang bahkan saya sendiri tidak tahu caranya. Orang kota kalau ke daerah, jadi katro juga yah.

:p

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun