Mohon tunggu...
Lingga Wanhar
Lingga Wanhar Mohon Tunggu... -

Staf HR di salah satu Perusahaan Swasta di Jakrta, namun memiliki hobi menderas novel yang berhubungan dengan Sejarah, Misteri, dan Pengembangan Diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apakah Kita Sanggup Merendahkan Sedikit Ego Demi Nusantara Jaya?

23 Maret 2015   19:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai Para Pemimpin dan Wakil Rakyat Negeri Ini

Sungguh indah menyaksikan kedamaian yang tercipta saat perayaan Hari Raya Nyepi beberapa hari lalu. Indah bagi yang merayakan pun begitu bagi yang tidak merayakan, semuanya mengalir tanpa cela. Umat Hindu melaksanakan Nyepi dengan khidmat, sedangkan sebagian umat yang lain mempererat barisan untuk memastikan Hari Raya Nyepi berlangsung dalam suasana kondusif. Suatu kolaborasi yang sangat mulia nan luhur, semuanya terjadi di Tanah Pertiwi, Indonesia. Suasana tersebut tentu saja sangat kita harapkan terjadi pula dalam kancah perpolitikkan negeri ini, demi Indonesia Jaya.

Politik. Ya saat ini berbagai isu dan fakta yang membuat dahi mengernyit tersaji di depan meja makan ataupun tempat tidur kita melalui Televisi. Semua opini politik yang dibentuk para oknum politikus seakan tidak ada yang salah, semuanya memiliki dalil konstitusi masing-masing. Tentu saja ini merupakan pembelajaran politik yang baik bagi anak negeri tatkala kita sedang belajar cara berdemokrasi. Tetapi ada bahaya yang menguntit dibalik semua perdebatan politik tanpa akhir tersebut, yakni semakin dipertontonkannya sikap "Tidak Mau Kalah".

Sekalipun semua oknum-oknum tersebut benar, benar menurut siapa? Konstitusi yang mana? Toh pada kenyataannya setiap oknum memiliki dalil konstitusi masing-masing. Artinya memang konstitusi negeri ini yang perlu diperbaiki, sehingga dapat menjelaskan yang hitam itu hitam, yang putih itu putih.

Mari Belajar dari Rakyatmu

Dengan segala hormat, wahai para pemimpin negeri, wahai para wakil rakyat, wahai para pembesar negeri, tengoklah sekali saja dengan seksama bagaimana rakyatmu bersikap dan bermasyarakat. Satu contoh kecil saja, Hari Raya Nyepi.

Ketika masyarakat saling berangkulan tangan merapatkan barisan dengan melakukan siskamling demi terciptanya situasi dan kondisi yang aman, mulai dari masa persiapan hingga selesai Hari Raya Nyepi. Segala perbedaan yang ada di masyarakat seolah sirna begitu saja, tujuannya hanya satu, memelihara persatuan dan kesatuan masyarakat.

Tentu akan sangat indah pula jika melihat para pembesar negeri ini dapat saling berangkulan tangan menjadikan Indonesia Jaya. Ingatlah wahai pembesar negeri, musuh akan tertawa bila melihat kalian terus-menerus bertengkar seolah-olah sedang memperebutkan pepesan kosong. Rakyat Indonesia tidak peduli kalian berwarna merah, biru, kuning, hijau, oranye, bahkan tak berwarna sekalipun, jika kalian setia pada NKRI dan Rakyat maka warna tersebut akan luntur dan berganti Merah-Putih.

Wahai para pembesar negeri, rakyat tidak lelah melihat kalian beradu opini, rakyat hanya malu mengapa para pembesar negerinya begitu mudah diperdayai oleh oknum-oknum yang sengaja disisipkan dalam kehidupan politik negeri ini. Apakah kalian tidak sadar semakin kalian saling menusuk, semakin terbuka pula kelemahan kalian.

Tentu masih segar dalam ingatan kita belasan tahun silam tatkala terjadi kekacauan yang sengaja diciptakan oknum-oknum tertentu pada saat perayaan hari besar suatu agama tertentu, tujuannya adalah memecah belah persatuan dan kesatuan umat di Negeri Tercinta Indonesia Raya. Jika kondisinya seperti itu apakah masih penting warna jaketmu wahai para pembesar negeri?

Rendahkanlah sedikit Ego Sektoralmu, mulailah belajar dari rakyatmu wahai para pembesar negeri ini, demi satu tujuan Indonesia Raya, Nusantara Jaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun