Suntuk mendera, tak tahu apa yang harus dilakukan. Hari mulai menjelang malam dan diriku masih terjebak dijalanan kota Jogja. Kota pelajar masih dipenuhi kendaraan bermotor yang datang dari segala arah dengan berbagai plat nomer kendaraan. Aku pun mengarahkan sepeda motor menuju Jl. Palagan Tentara Pelajar tuk pulang walau rasa ini masih malas tuk kembali ke rumah. Sesampainya di perempatan Monjali, ku putuskan tuk mampir sejenak ke salah satu museum kebanggaan Kota Jogja, Monumen Jogja Kembali.Ku parkirkan motorku dan bergegas menuju gerbang masuk yang sudah ditinggal oleh sang penjaga. Rombongan wisatawan yang hendak pulang menyambut kedatanganku. Senyuman dan tawa berterbangan disana tak memperdulikan usia atau jenis kelamin, berbaur dengan sinar mentari yang keemasan. Senja di Monjali begitu mempesona, bangunan berbentuk gunungan itu begitu menyatu dengan pemandangan alam yang benar-benar indah. Langit sangat bersahabat, awan berwarna keemasan menghiasi birunya langit dikala sang surya mulai kembali keperaduannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H