Adian Napitupulu Buat Graha Pena 98, yang over terlalu mengunyah-unyah sejarah, hobi dengan isu menjelang pemilu saja.
Kita generasi termuda sangat menghormati sejarah, tapi kita melek bahwa kalian hidup di rezim yang lebih kacau.
PENA 98 juga mendeklarasikan 8 kriteria calon Presiden di 2024 yang mereka klaim bisa menjadi rekomendasi publik dan parpol, dari awal peresmian saja sudah berbicara  kriteria calon Presiden untuk 2024 dan tidak membicarakan tentang amanat reformasi yang selalu di cita-citakan, PENA 98 hanyalah kedok belaka oleh Adian Napitupulu untuk mencapai tujuan politiknya.
Aktivis 98 bukan hanya Adian Napitupulu akan tetapi kata "aktivis 98" ini selalu menjadi jargon untuk kepentingan politiknya seakan-akan beliaulah yang paling berjasa di gerakan mahasiswa 98.
Professor Vedi R. Hadiz, bahwa salah satu penyebab kemunduran demokrasi kita adalah lemahnya pengorganisasian gerakan sipil. Dengan demikian, pertanyaannya lalu apakah aktivis dan intelektual 1998 yang ada dalam gerakan sosial harus masuk ke dalam kekuasaan atau tetap memperkuat gerakan pengorganisasian akar rumput? Menjadi pengontrol atas jalannya pemerintahan?
Sekilas tentang Soe Hok Gie, ia dengan tegas menolak politik, hal tersebut diungkapkan pada buku catatannya pada 16 Maret 1964. Perkataannya bukannya tanpa dasar, kala itu politik Indonesia memang kotor. Gie telah tiga kali di undang ke Istana oleh Presiden Soekarno, tiga kali pula ia keluar dari istana dengan kekecewaan ketika melihat para menteri menjilat serta foya-foya di lingkungan istana ketika rakyat menderita. Namun ia memberikan pengecualian, jika tidak dapat menghindari maka terjunlah. Terbukti, Gie dan teman-temannya bersedia membangun aliansi dengan tentara untuk bersatu meruntuhkan rezim Soekarno.
Bisa kita bayangkan ribuan karangan bunga berjejer 3,5 Kilometer Tandai Peresmian Graha Pena 98 yang saya kutip dari Viva.co.id, kalau kita melihat sejenak berapa anggaran yang mereka habiskan untuk membuat acara tersebut padahal di sekitar tempat acara masih banyak fakir miskin yang dulu mereka jadikan jargon perjuangan untuk melawan orde baru, adakah mereka mengadakan santunan dalam acara tersebut?
Mereka punya PENA 98, kita punya PULPEN 1945.
PULPEN 1945 memiliki Arti "Pemuda Ultra Penerus Pejuang Pahlawan 1945"
Kami generasi muda tidak ingin meneruskan perjuangan aktivis 98 yang hari ini duduk dan pikun di kursi empuk dengan jas dan jaket kulit jutaan rupiah harganya, tapi kami sangat menghormati aktivis 98 yang masih mempertahankan idealismenya, bahkan mereka yang telah wafat di dalam perjuangannya.
PULPEN 1945 kita memiliki dan mencintai sejarah jauh lebih dalam ketimbang cita-cita Reformasi yang terus masuk angin mengamandemen UUD 1945, Undang-Undang Produk Reformasi jauh diluar harapan bagi kesejahteraan orang Indonesia.