Mohon tunggu...
Lingga Kharisma
Lingga Kharisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa S1-Matematika Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Kebudayaan Bangsa, Suatu Aset Bangsa yang Dianggap Kuno

7 Juni 2022   18:36 Diperbarui: 7 Juni 2022   19:15 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negeri yang dikaruniai oleh Tuhan dengan beragam jenis kebudayaan dari Sabang hingga Merauke. Kebudayaan yang mencuri perhatian dunia internasional karena masing-masing keunikan dan makna tersirat yang ada dibaliknya. Namun, kebudayaan khas tersebut justru dianggap sebagai sesuatu yang kuno oleh generasi penerus bangsa. Padahal, berbagai upaya pelestarian warisan dan aset bangsa tersebut telah dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Sudah seharusnya, generasi muda tidak menganggap aset bangsa sebagai sesuatu yang kuno. Mengingat, beragam upaya juga pernah dilakukan oleh negara-negara lain untuk menjadikan warisan kebudayaan bangsa Indonesia menjadi warisan kebudayaan bangsa mereka.

Malaysia merupakan salah satu negara yang pernah meng-klaim beberapa warisan kebudayaan bangsa Indonesia. Mereka meng-klaim warisan berharga seperti wayang kulit, batik, angklung, kuda lumping, tarian tradisional pendet, hingga makanan khas dari Padang Sumatera Barat yaitu rendang. Apabila diingat kembali, tindakan Malaysia tersebut pernah menyebabkan masyarakat Indonesia begitu marah seakan-akan aset kebudayaan bangsa yang menjadi ciri khas Indonesia telah direnggut. Namun, kemana sekarang perginya perhatian masyarakat akan aset kebudayaan bangsa yang berharga itu?

Apabila dilihat dalam kondisi yang terjadi di masyarakat kini, generasi muda justru lebih mengagung-agungkan kebudayaan bangsa lainnya. Menganggap bahwa kebudayaan bangsa lain menjadikan mereka berstatus sosial tinggi di hadapan teman sebayanya. Tidak jarang pula, sebagian dari mereka bahkan malu dan enggan untuk sekedar turut berpartisipasi dalam kegiatan yang bertemakan kebudayaan bangsa Indonesia. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa kebudayaan bangsa lain jauh lebih "keren" dan "tidak ketinggalan zaman" apabila disandingkan dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Bahkan, ironisnya, sebagian pula dari mereka mengejek, mengolok-olok, bahkan merendahkan kebudayaan bangsa yang telah menjadi warisan kebangaan negeri selama puluhan tahun lamanya. Tidak jarang sebagian dari mereka dengan lantang menunjukkan tatapan sinis dan sindiran terhadap kegiatan-kegiatan atau tindakan yang bersinggungan dengan kebudayaan bangsa Indonesia.

Kita semua tidak boleh menutup mata terhadap tindakan yang merendahkan martabat bangsa Indonesia. Rakyat yang tidak mampu menghargai budaya bangsanya sendiri mungkin dapat pula dianggap sebagai rakyat yang tidak bangga kepada bangsanya. Tindakan yang demikian juga melanggar nilai-nilai yang ada dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padahal, sudah disebutkan dan ditegaskan sedari kecil bahwasannya sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus dapat berpegang teguh terhadap nilai-nilai Pancasila dengan tetap mempertahankan kebudayaan bangsa Indonesia meski kita turut serta menikmati derasnya arus globalisasi di negeri ini. 

Anggapan bahwa kebudayaan yang merupakan aset bangsa adalah sesuatu yang kuno merupakan tindakan penghinaan terhadap pelestarian kebudayaan bangsa. Perspektif yang demikian sudah sepatutnya tidak menjalar ke generasi-generasi muda dengan semakin luas. Perspektif tersebut sudah seharusnya dihilangkan untuk membuktikan kecintaan rakyat Indonesia terhadap warisan kebudayaan khas bangsa. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh generasi muda dalam menyangkal tuduhan tersebut, salah satunya adalah dengan turut berpartisipasi secara aktif dan bangga dalam mengikuti kegiatan yang bertemakan kebudayaan. Kegiatan yang demikian hingga kini masih dapat ditemui dalam praktik pendidikan dan hiburan negeri.

Warisan atau aset bangsa bukan merupakan sesuatu yang kuno. Warisan kebudayaan yang merupakan aset bangsa justru menjadi sesuatu kebanggaan yang menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Apabila warga negara lain dengan bangga menunjukkan dan mempertahankan warisan budayanya, mengapa kita sebagai generasi muda penerus negeri tidak berperilaku yang sama? Padahal, setiap warisan kebudayaan bangsa Indonesia memiliki makna tersirat yang begitu indah apabila diketahui. Kita dapat menghentikan perspektif terhadap warisan kebudayaan bangsa sebagai sesuatu hal yang kuno dengan memulainya dari diri kita sendiri. Sebagai generasi penerus bangsa, apabila kita dengan bangga memamerkan warisan kebudayaan tersebut di muka umum maka generasi-generasi berikutnya juga akan dengan bangga memamerkan kebudayaan hingga ke kancah internasional. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun