Mohon tunggu...
LindungiHutan
LindungiHutan Mohon Tunggu... Penulis - LindungiHutan.com

Informasi resmi terkait LindungiHutan.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menyimak Praktik Jurnalisme Lingkungan yang Berbasis Fakta dan Integritas dari Praktisi Langsung

18 September 2024   13:05 Diperbarui: 18 September 2024   13:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar online jurnalisme lingkungan. Dokumentasi Pribadi

LindungiHutan baru saja menggelar webinar jurnalisme lingkungan dengan menghadirkan empat pembicara, praktisi langsung di bidang jurnalisme lingkungan yakni Adi Ahdiat (Editor Databoks- Katadata), Miftah Faridl (Anggota Aliansi Jurnalis Independen Indonesia), Lusia Arumningtyas (Mongabay.co.id), dan Aditya Widya Putri (Editor Deduktif.id).

Diskusi dalam webinar ini mengeksplorasi berbagai tantangan yang dihadapi jurnalis dalam peliputan isu-isu lingkungan, mulai dari penggunaan data, hingga pentingnya menjaga etika jurnalistik.

Pentingnya Data dan Liputan yang Relevan bagi Masyarakat

Adi Ahdiat memulai diskusi dengan membahas pentingnya data dalam dunia jurnalistik. Dirinya menjelaskan bahwa data memiliki peran sentral sebagai informasi yang dapat diukur dan dianalisis untuk mengurangi ambiguitas.

"Dalam praktik jurnalistik, data merupakan hal-hal yang terukur dan tercatat, data digunakan untuk mengurangi ketidakpastian, serta bisa dipakai untuk menyusun informasi," jelas Adi.

Bagi Adi, penting untuk jurnalis terampil dalam menyaring data dari berbagai sumber agar dapat menyajikan informasi yang benar sekaligus membantu publik memahami isu dengan lebih baik.

"Saat mencari data sekunder, kita harus menyisir banyak sumber, salah satu teknik yang bisa digunakan adalah fokus mencari kata kunci yang diperlukan," sambung Adi.

Sementara itu, Miftah Faridl, yang aktif meliput isu-isu lingkungan, menyoroti tantangan dalam menyampaikan cerita yang bisa menggugah perhatian masyarakat luas. Menurutnya, meski jurnalis sering kali tidak berada di lokasi peristiwa secara langsung, kolaborasi dengan komunitas lokal dan organisasi non-pemerintah (NGO) menjadi kunci untuk memperkuat liputan.

"Jurnalis bisa saja tidak berkaitan langsung dengan suatu lokasi atau 'hot spot', tetapi mereka bisa berkolaborasi dengan masyarakat dan NGO, yang kemudian hasil liputannya ditayangkan kepada publik, ini menjadi tantangan terberat bagi jurnalis dan NGO, yaitu bagaimana menarasikan apa yang terjadi di lapangan sehingga memiliki kedekatan isu dengan publik secara luas," Terang Miftah.

Tantangan terbesarnya, jelas Miftah, adalah bagaimana jurnalis mampu menciptakan narasi yang tidak hanya mengena bagi mereka yang terdampak langsung, tetapi juga menarik bagi masyarakat umum.

Jurnalisme yang Kritis, Netral, dan Etis

Dalam diskusi jalannya webinar, Lusia Arumingtyas, menekankan pentingnya sikap kritis dalam peliputan berita. Dirinya mengajak jurnalis untuk selalu mempertanyakan setiap ide dan gagasan yang muncul. Hal-hal tersebut perlu dilakukan demi hasil liputan yang benar-benar akurat dan relevan dengan situasi di lapangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun