John Elkington adalah sosok di balik konsep Triple Bottom Line atau disebut juga 3P yang pertama kali dikenalkan pada tahun 1997. Sederhanannya, konsep tersebut menyepakatI pilar-pilar atau barometer penting guna mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam hal ini pengaruhnya terhadap perekonomian (profit), lingkungan (environment), dan sosial (People)Â
Dengan adanya konsep TBL atau 3P ini, sebuah perusahaan tidak hanya dituntut untuk semata-mata mengejar keuntungan, tetapi juga memberikan dampaknya kepada masyarakat serta lingkungan.
Lantas, apa maksud dari 3 poin dalam TBL? Mengutip dari laman lindungihutan.com. berikut ini penjelasannya!
People (Masyarakat)
Perusahaan bertanggung jawab memberikan dampak dan manfaat positif bagi kehidupan di masyarakat. Kepedulian perusahaan dapat diwujudkan dengan cara mendukung dan membantu kebutuhan masyarakat. Alhasil, masyarakat menerima dampak baiknya dan perusahaan mendapatkan citra baiknya. Win-win solution!
Planet (lingkungan)
Kerap kali, pencemaran air, polusi udara, perubahan iklim, dan emisi CO2 menjadi dampak negatif yang muncul karena adanya kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan mesti memperhatikan aspek lingkungan selama menjalankan aktivitas bisnisnya. Supaya, masyarakat sekitar perusahaan tidak merasa dirugikan.
Profit (Keuntungan)
Tak bisa dipungkiri, setiap perusahaan memang selalu berusaha mendapat untung sebesar-besarnya. Namun, menciptakan bisnis yang berkelanjutan bukankah tak kalah penting? Perusahaan harus mengelola biaya dengan baik dan seefisien mungkin. Dengan cara menekan waktu kegiatan produksi, meminimalisir biaya pengeluaran yang tidak perlu, dan membangun kerja sama yang baik dengan stakeholder perusahaan.
Intinya, konsep Triple Bottom Line dapat disimpulkan sebagai tiga pilar dalam pengukuran kinerja, yaitu dari sisi ekonomi atau keuangan, sosial, dan lingkungan.
Lantas, Bagaimana Cara Mengukurnya? Apa Barometer yang Digunakan?
Sejatinya, belum ada ukuran maupun barometer yang digunakan untuk mengukur keberhasilan TBL. Namun, menurut Timothy F. Slaper, Ph.D. Director of Economic Analysis di Indiana Business Research Center menjelaskan tiga ukuran yang bisa digunakan antara lain:
 Ukuran Ekonomi
Ukuran ekonomi maksudnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan aliran uang seperti pendapatan atau pengeluaran, pajak, faktor iklim bisnis, lapangan kerja, dan lainnya. Contoh spesifik meliputi:
- Pertumbuhan pekerjaan,
- Distribusi pekerjaan menurut sektor,
- Persentase perusahaan di masing-masing sektor
- Pendapatan menurut kontribusi sektor untuk produk negara bruto.
Ukuran Lingkungan
Ukuran ini harus mewakili pengukuran sumber daya alam dan mencerminkan pengaruh potensial terhadap kelangsungan hidupnya. Cerminan tersebut bisa dilihat dari kualitas udara dan air, konsumsi energi, sumber daya alami, limbah padat dan beracun, dan penggunaan/penutupan lahan.
Tren sustainability atau keberlanjutan akan membantu perusahaan mengidentifikasi dampak suatu proyek atau kebijakan yang diambil. Contoh spesifik meliputi:
- Konsentrasi nitrogen oksida
- Polutan prioritas terpilih,
- Nutrisi yang berlebihan
- Penggunaan listrik,
- Konsumsi bahan bakar fosil,
- Pengelolaan limbah padat,
- Pengelolaan limbah berbahaya,
- Perubahan penggunaan/penutupan lahan.