Saat langit biru berubah menjingga
Disitulah detik-detik malam datang menyapa
Dan hadirnya rembulan
Selalu menjadi candu bagi setiap individu
Terangnya yang tak pernah redup
Membuat semua yang berjiwa tak bosan untuk memandang
Kerlipnya di awang-awang
Memperindah datangnya sang candra petang
Ranting pun berayun, seakan menikmati hembusan angin malam
Kebun yang nampak gelap, namun hamparan padinya tetap terlihat
Menandakan agungnya sinar saat bulan purnama
Aku bersandar di tepi dermaga, hanya di temani dengan sebatang lilin
Yang nyalanya hampir redup tertiup angin
Katak pun bersorak riak
Berharap plafon bumi meneteskan cairan hujan
Namun hamba-Nya meminta, agar terangkan dulu walau semalam saja
Ingin menikmati lolongan jangkrik yang adakalanya merebak sunyi
Sampai aku terlelap dalam pembaringan
Hingga sang surya menyambut kembali di pagi hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H