Sekolah merupakan lembaga vital untuk mengembangkan kemampuan akademis dan non akademis peserta didik. Sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar, namun juga sebagai wadah interaksi dan pembentukan karakter. Menjadi sekolah berkualitas merupakan cita-cita semua satuan pendidikan. Lalu, seperti apa konsep sekolah berkualitas secara ideal? Program Sekolah Penggerak merupakan salah satu program percepatan transformasi Pendidikan menuju sekolah berkualitas berbasis future skills.
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur  sebagai upaya mendampingi sekolah penggerak dalam mewujudkan konsep sekolah berkualitas, menggelar lokakarya Perencanaan Berbasis Data (PBD). Kegiatan ini digelar di berbagai kabupaten dan kota di area Jawa Timur, salah satunya adalah Kabupaten Ngawi. Kegiatan ini digelar pada hari Minggu, tanggal 20 Oktober 2024 di SMPN 1 Ngawi. Peserta lokakarya PBD ini adalah pengawas, kepala sekolah, guru sekolah penggerak di jenjang TK/PAUD dan SD. Terdapat 4 fasilitator sekolah penggerak yang ditugaskan di kegiatan ini, salah satunya adalah Dr. Wachidatul Linda Yuhanna, M.Si dari Universitas PGRI Madiun. Dr. Linda memberikan materi rapor pendidikan dan memandu 6 sekolah dampingan dalam menyusun rencana tindak lanjut menuju sekolah penggerak yang berkualitas.Â
Sekolah berkualitas sesuai capaian rapor pendidikan mempunyai 4 ciri utama yaitu:Â
Pembelajaran yang berpusat pada murid
pembelajaran berpusat pada murid diawali dengan perencanaan yang baik. Adanya rencana pembelajaran memastikan guru lebih siap dalam mendampingi anak sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Guru memahami kemampuan yang ingin dibangun pada anak, merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar serta menerapkan asesmen dengan maksud meningkatkan kualitas pembelajaran. selain itu diperlukan manajemen kelas dan dukungan psikologi, sosial dan emosional yang baik antara guru dan peserta didik.Â
Pendidik reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi
Adanya kegiatan refleksi secara rutin yang dilakukan oleh pendidik terhadap pelaksanaan pembelajaran sangat mendukung kualitas pembelajaran. Â Guru diharapkan mau untuk selalu mencoba praktik baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, berkreasi dalam menyajikan pengalaman belajar yang terbaik melalui aktivitas komunitas belajar.Â
Iklim sekolah yang aman, inklusif, dan merayakan kebhinekaan
iklim sekolah ini terdiri dari adanya tim atau program untuk mencegah dan menangani isu keamanan serta membekali PTK di sekolah. Adanya pelibatan orangtua/wali murid dalam pencegahan dan penanganan kasus di sekolah. Adanya beragam kebutuhan belajar murid melalui kebijakan yang tepat. Adanya fasilitas dan layanan yang ramah bagi murid berkebutuhan khusus. Terciptanya lingkungan yang memiliki pemahaman dan menghargai keberagaman (agama, suku, ras, cara pandang) seluruh warga sekolah.
Kepemimpinan untuk perbaikan layanan berkelanjutan
Kepemimpinan berkelanjutan berupa adanya visi pembelajaran yang jelas dan berkolaborasi bersama warga sekolah untuk mencapainya. Terus menerus melakukan perbaikan berkelanjutan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Senantiasa merencanakan dan melakukan peningkatan kompetensi SDM Â termasuk dirinya sendiri. Pengelolaan sumber daya sekolah sesuai perencanaan, transparan dan akuntabel
Dr. Linda sebagai fasilitator, juga memandu analisis capaian rapor Pendidikan tahun 2024 bersama 6 sekolah penggerak. Analisis dilakukan sesuai dengan kondisi sekolah dan rencana prioritasnya. Kegiatan analisis capaian rapor pendidikan ini terdiri dari kegiatan identifikasi, refleksi, benahi perencanaan dan benahi implementasi. Â Setelah itu dilakukan rencana tindak lanjut sesuai dengan prioritas yang akan dilakukan. Â Prioritas dari masing-masing sekolah mayoritas adalah terkait literasi, numerasi dan pengembangan kualitas pembelajaran.Â
Rapor Pendidikan merupakan data riil yang menunjukkan potret sekolah. Namun bukan satu-satunya sumber dalam merencanakan program prioritas sekolah. Kepala sekolah dan tim dapat juga menggunakan data masukan dari orangtua, observasi kelemahan sekolah, FGD dengan para pemangku kepentingan dan arah pengembangan program kerja daerah. Oleh karena itu, perencanaan berbasis data merupakan strategi yang kontekstual mewujudkan sekolah berkualitas yang dicita-citakan dan berpusat pada peserta didik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H