Peningkatan kompetensi guru terus diupayakan oleh pemerintah sebagai bentuk layananan pemndidikan berpuat pada peserta diidk. Penguatan kompatensi guru dalam implmentasi kurikulum Merdeka menjadi focus utama, karena guru menjadi ujung tombak pembelajaran untuk membentuk pemahaman konsep dan karakter peserta diidk. Salah satu penguatan materi yang vital bagi guru, kepala sekolah dan pengawas adalah terkait pembelajaran berdiferensiasi dan asesmen.
Pembelajaran berdiferensiasi yaitu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan guru untuk menesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan individu setiap siswa di kelas. Adanya pendeketan ini memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuannya, dan menganggap semua peserta diidk adalah "Mutiara" dengan segala potensinya. Pembelajaran berdiferensiasi dimulai dengan adanya asesmen awal yang bertujuan untuk memetakan kompetensi, karkteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga guru akan bisa memformulasikan pembelajaran yang kan dilakukan.
Menindaklanjuti pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dan asesmen, Balai Besar Guru penggerak (BBGP) Jawa Timur menggelar lokakarya di berbagai kabupaten dan kota. Salah satunya adalah di Kabupaten Ngawi dengan peserta sekolah penggerak Angkatan ke tiga tahun ke dua dari jenjang TK dan sekolah dasar. Lokakrya ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru, kepala seolah dan pengawas dalam implementasi pembeljaran berdiderensiasi dan asesmennya. Selain itu juga untuk menganalisis level kemampuan sekolah dalam implementasi kurikulum Merdeka dan rencana tindaklanjutnya.
"Semakin guru memahami potensi dan karakter peserta didik, maka guru akan semakin mengerti kebutuhan dan upaya yang harus dilakukan untuk mengeksplorasi kemampuan peserta didik" ungkap Dr. Wachidatul Linda Yuhanna, M.Si, fasilitator sekolah penggerak. Lokakarya ini menggunakan pendekatan andragogi, sehingga peserta dapat berdiskusi dengan interaktif dan saling memberi input terkait pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di masing-masing sekolah. Adanya brainstorming antar sekolah memberikan warna baru dalam pengembangan pembelajaran yang inovatif. "Awalnya asesmen adalah sesuatu yang membutuhan pemahaman khusus, namun setelah lokakarya ini saya dapat memahami materi dan menyusun desain dan instrumen asesmen" ujar Khoirunnisa, peserta lokakarya.Â
Lebih lanjut, penanggungjawab kegiatan dari BBGP Jawa Timur, Djoko  Purnomo, S.Kom, M.M.T menyampaikan bahwa perlu adanya komitmen sekolah penggerak dalam menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Sinergi antara sekolah, fasilitaor, dinas Pendidikan  dan BBGP jawa timur sangat diperlukan dalam mensukseskan program sekolah penggerak. Harapannya setelah mendapatkan pendampingan, sekolah penggerak mampu melakukan pengimabasan ke sekolah lain sebagai bentuk disemninasi dan berbagai praktik baik. Sekolah penggerak juga diharapkan menjadi penggerak bagi sekolah lain dalam melaksanakan kurikulum Merdeka yang berpusat pada peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H