Mohon tunggu...
Linda Wulandari Sang Kejora
Linda Wulandari Sang Kejora Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa Psikologi di Uneversitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ziarah dan Tanda Tanya

7 Oktober 2013   19:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:52 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini adalah tulisan pertama saya mengenai sosok orang yang fenomenal,  disitulah saya bisa dibuat menangis tanpa banyak alasan, dan disitu pulalah saya merasa hati saya tersentuh untuk introspeksi diri, hari itu 5 oktober 2013, saya baru pertama kali menginjak bumi Jombang-Tebu Ireng , sebuah desa dimana mantan presiden ke-4 kita dimakamkan, teman-teman semua pasti tau siapa beliau. Yap benar, beliau adalahAbdurrahman Wahid atau akrab disapa Gusdur. Pernah suatu hari  saat sedang boomingnya film Sang Kyai,dimana tokoh utama dalam film tersebut adalah  KH.Hasyim Asy'ari, merupakan  kyai kharismatik yang menyulut rasa kebangsaaan santri-santrinya di Tebu Ireng yang akhirnya menjalar ke masyarakat umum yang ujung-ujungnya menyulut terjadinya perang tanggal 10 November 1945  yang puncaknya terjadi perobekan bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Purih di Hotel Oranye Surabaya. Dan pada saat itu juga Kang AP (kekasih tercinta)  menceritakan bahwa Gusdur bisa disebut juga seseorang yang menjadi saksi  saat ada rapat atau saat mengatur strategi politik di zaman itu.  Ziarah dimakam GusDur hari itu membuat saya benar-benar merinding. Duduk disebuah pendopo, dengan formasi Kang AP berada lebih kedepan dan saya berada pada sisi kiri belakang. Awalnya saya hanya membaca doa untuk beliau, selesai itu satu rombongan jama'a bapak-bapak datang, saya tetap pada posisi saya dan saya mendengar bapak-bapak tersebut melantunkan doa, dan saya ingat betul ketika imam do'a mulai melantunkan beberapa ayat surat yasin, hati saya tiba-tiba haru dan dengan otomatis bibir saya mulai ikut melantunkan doa yang dibacakan oleh imam. Tiba-tiba saya semakin terisak dan saya semakin jauh menintrospeksi diri saya, jadilah orang baik, berguna, maka kita akan mulia hidup serta mati kita. Betapa luar biasanya saya yang duduk selama sekitar satu jam, sudah ada dua rombongan yang melantunkan doa untuk beliau. Hingga selesai ziarah saya masih tergiang dan semakin lumayan jauh mempelajri sisi Gusdur, saya semakin tanda tanya, hingga saya menemukan satu puisi ini, saya menemukan satu puisi ini disalah satu kabar berita, yan mana puisi ini dibacakan untuk GusDur pada puncak perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2561 di Jakarta Convention Center, yang dihadiri oleh Presiden Susilo.B.Y. Dan berikut cuplikan puisinya.

Selamat Beristirahat Gus, Semoga Sampeyan Tidak Melupakan Kami

Gus, sudah 53 hari sampeyan pulang, ke rumah Gusti yang Maha Sempurna,

Maha Hangat

Maha Murah Senyum

Maha Welas Asih

dan maha bijaksana…

Kami berharap Gus, semoga saja sampeyan kerasan,

damai

nyaman

tenteram

dan bisa beristirahat dengan tenang ….

Sesungguhnya Gusti Allah sangat sayang sama penjenengan Gus. Beliau memantau terus kerja dan karya-karya sampeyan yang tulus

ikhlas

lurus

total dan tak pernah mau istirahat…

Meski diberi sakit, sampeyan tetap nekat jalan-jalan,

menyapa kawan

menyambagi lawan

menjaga silaturrahmi

tanpa memandang pengkat dan golongan…

Meski diberi kegelapan pandangan,

sampeyan juga tak mau diam dan duduk manis

tak lelah berkeliling negeri

membela yang tertindas

menguatkan yang lemah

tanpa pandang warna, tak peduli bendera…

Meski sering ditinggal sendirian

sampeyan juga tak pernah gentar

kalau yakin diri sampeyan benar

tetap tegar berdiri sendiri di depan

tak undur meski hanya selangkah

dengan tabah dan penuh keyakinan…

Sampeyan juga tak peduli ditelikung lawan dan kawan, tak ambil pusing dan dengan enteng sampeyan malah maju terus dan pasang badan, sambil sesekali berkata, gitu aja kok repot!

Gus, kini penjenengan dipaksa pulang ke rumah Gusti,

beliau sangat sayang sama sampeyan

ingin sampeyan benar-benar istirahat melepaskan beban

sambil sesekali menemani Gusti minum kopi…

Selamat beristirahat Gus, temani Gusti yang Maha Bijak,

agar beliau senang, setidaknya masih ada orang Indonesia yang sebaik sampeyan…

Namun Gus, sesekali bujuk beliau agar mau menolong Indonesia, agar negara kita dapat maju dengan perkasa

elitnya sadar mana yang inti dan mana yang variasi

serius dan kompak bekerja demi negara

meninggalkan

remeh-temeh tiada guna

fokus pada solusi dan kerja nyata…

Gus, sembuhkan juga rabun hati yang menimpa sebagian anak bangsa, yang tak bisa membedakan mana milik pribadi

dan mana milik bersama, sehingga korupsi nanti tinggal cerita di buku-buku sejarah lama…

Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mengkel dan marah melihat ulah para elit kita,

tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat

agar Gusti terpingkal-pingkal

luluh hati dan mau mengampuni dosa-dosa

kita…

Gus, Selamat beristirahat

kini saatnya sampeyan hidup sejahtera

di samping Gusti junjungan kita.

Subhanallah, sampai saat ini saya masih punya tanda tanya yang begitu besar mengenai detil-detil mengenai Gusdur yang belum sempat saya pelajari dan saya ingin mempelajari :).


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun