Mohon tunggu...
Linda Widiyana
Linda Widiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Linda widiyana

Mahasiswa FTK PGMI INISNU Temanggung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Inklusi bagi Anak Tuna Rungu

6 Juli 2023   16:08 Diperbarui: 6 Juli 2023   16:11 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan inklusi adalah bentuk pemerataan dan bentuk pendidikan dimana anak berkebutuhan khusus dan anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Pendidikan inklusi merupakan salah satu bentuk pendidikan khusus yang mensyaratkan semua anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang sama dengan teman seumurnya.

Secara umum, anak tunarungu dapat diartikan sebagai anak yang tidak dapat mendengar. Tunarungu didefinisikan sebagai tuna rungu atau orang cacat yang alat bantu dengarnya tidak berfungsi, sehingga anak tidak dapat menggunakan alat bantu dengarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kendala pertama yang dihadapi anak tunarungu adalah penerangan di kelas. Siswa tunarungu lebih sulit memahami apa yang dikatakan teman dan guru. Masalah yang dihadapi penyandang tunarungu juga disebabkan oleh keterbatasan komunikasi dan proses sosial. Anak tunarungu menghadapi masalah seperti ketidakmampuan untuk berbicara. Anak tunarungu yang bersekolah di sekolah inklusi kesulitan untuk bersosialisasi karena komunikasi yang terbatas. Nah berikut kebutuhan anak tunarungu dan kebutuhan anak normal pada umumnya:

1. Pengaturan kebutuhan biologis seperti kebutuhan makan, minum, tidur dan bermain.
2. Kebutuhan berhubungan erat dengan keluarga
3. Kebutuhan akan tindakan yang berhasil, baik secara individu maupun kolektif
4. Kebutuhan akan tindakan
5. Kebutuhan akan kebebasan
6. Kebutuhan akan kesehatan
7. Kebutuhan akan ekspresi

Mencermati kebutuhan anak tunarungu di atas, dapat dikatakan bahwa kebutuhan dasar anak tunarungu pada dasarnya sangat berbeda dengan kebutuhan anak normal lainnya. Baik karakteristik maupun kebutuhan anak tunarungu, kedua aspek tersebut kini harus benar-benar dipahami oleh para guru, terutama untuk kepentingan mereka dalam mengajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun