Maria Montessori hadir dengan metode Montessori yang memiliki peran penting dalam pendidikan anak-anak. Untuk dapat mencapai potensi maksimum anak-anak, Montessori menyatakan bahwa ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan yaitu:Â
- Lingkungan belajar: ciri khas Montessori adalah lingkungan belajar yang tanpa sekat, ada area aktivitas yang simple dan ukuran properti sesuai dengan perkembangan (fisik dan psikis) anak.
- Anak (murid itu sendiri): dasar-dasar Montessori dalam belajar adalah aktivitas bebas bertanggung jawab, mengikuti kemauan  dan kemampuan anak, dan mengikuti empat tahapan perkembangan anak (absorbing mind, reasoning mind, humanistic mind, dan specialist mind)
- Materi pembelajaran: berdasarkan tahapan perkembangan anak, materi pembelajaran yang diberikan bersifat sensory rich, banyak aktivitas fisik, kemampuan kognitif, anak dilatih untuk self-correction, dan bertanggung jawab.
- Orang dewasa (guru): berdasarkan tahapan perkembangan anak dan juga materi pembelajaran yang diberikan, guru berperan psif di kelas yaitu menjadi pengamat. Guru juga bertugas untuk merangsang self-satisfaction anak dalam pembelajaran, yang dapat didiperoleh dari keberhasilan anak dalam menyelesaian tugasnya.
Dalam penerapan Montessori di kelas, biasanya guru menyiapakn banyak aktivitas yang student-centered. Contoh kegiatannya adalah:
- Pouring: anak dilatih untuk menuangkan cairan dari satu wadah ke wadah lain. Aktivitas ini melatih motorik halus anak, dan mengajarkan kesabaran juga kerapian.
- Making sentences: anak dilatih menyusun kata sehingga menjadi kalimat lengkap. Aktivitas ini melatih pikiran logis anak dan juga ketepatan bekerja, selain melatih kemampuan literasinya.
- Tasting: anak melakukan aktifitas mencicipi makanan utnuk melatih pancainderanya dan juga motoriknya.
- Feeding animals: anak berlatih memberi makanan pada hewan domestik, dalam rangka melatih empati dan rasa sayang pada makhluk hidup lainnya.
- dan masih banyak contoh-contoh kegiatan lainnya, yang intinya berpusat pada anak-anak.
Dengan menerapkan metode montessori yang berfokus pada anak-anak, Â mereka akan terlatih kemandiriannya, terlatih rasa empatinya, mengerti kesetaraan sosial, dan menjadi senang belajar. Rasa senang dalam belajar ini dapat dilihat secara konkret pada roman wajah anak-anak yang berseri-seri merasa "excited" dalam pembelajaran.Â
Hal ini berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada anaknya sendiri yang berusia tiga tahun yang telah mengikuti kelas montessori sejak usia dua tahun., dan juga dari pengamatan video kelas Montessori yang dilihat di media online.Â
Jika di lingkunagn sekitar tidak ada sekolah yang menerapkan metode Montessori, maka orang tua dapat memberikan aktivitas-aktivitas Montessori secara mandiri di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H